Apa Fungsi Selaput Lendir di Tubuh Kita?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/fungsi-selaput-lendir-di-tubuh-kita.html
Ilustrasi/sonora.id |
Lendir di tubuh kita, semisal ingus dan dahak, mungkin tampak menjijikkan. Produksi lendir itu pun biasanya semakin banyak saat kita menderita flu, hingga harus sering repot mengurus ingus yang keluar dari hidung. Namun, sebenarnya, cairan lengket itu memiliki manfaat dan sengaja diproduksi tubuh untuk fungsi serta tujuan tertentu.
Selaput lendir (mucus) adalah garis pertahanan pertama yang dimiliki tubuh, karena selaput itu membiarkan molekul vital termasuk nutrisi dan sperma untuk masuk ke dalam tubuh. Selain itu, selaput lendir juga memblokir patogen berbahaya seperti bakteri dan virus tertentu.
Katharina Ribbeck, asisten profesor Biological Engineering di Eugene Bell Career Development, MIT, menyatakan, “Tanpa selaput lendir, kita tidak akan mampu mencium bau dan bereproduksi, bahkan kita bisa menjadi korban dari berbagai jenis patogen.”
Pernyataan Katharina Ribbeck didasari penelitian yang dilakukannya terhadap selaput lendir manusia. Ia mencoba mencari tahu mengapa selaput lendir tampaknya bersikap pilah-pilih dalam memblokir beberapa patogen dibandingkan lainnya. Dalam banyak kasus, beberapa orang lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus dibandingkan yang lain. Ribbeck menyimpulkan, hal itu terjadi karena susunan mucin atau lendir pada setiap orang berbeda, tergantung pola makan dan usianya.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ASI mengandung banyak mucin yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari HIV dan rotavirus. Ribbeck pun menguji kemampuan mucin untuk menghentikan 3 virus berbeda yang masuk ke sel. Dalam studi tersebut, Ribbeck menciptakan sebuah gel dari mucin yang dimurnikan, lalu melapisi sel epitel manusia yang dihasilkan selaput lendir dengan gel tipis itu.
Kemudian, Ribbeck memaparkan human papilloma virus (HPV), influenza A, dan polyomavirus sel Merkel, pada sel-sel epitel manusia. Hasilnya, ketiga virus itu terjebak di dalam sel sehingga tidak mampu menginfeksi sel. Dari studi tersebut, Ribbeck menyimpulkan bahwa virus-virus itu terjebak oleh molekul gula mucin yang juga ditemukan pada permukaan sel, sehingga menurutnya molekul itu berfungsi sebagai perangkap.
Selain itu, Ribbeck juga menemukan bahwa konsentrasi garam tinggi hasil produksi mucin juga tak mampu ditembus, sehingga hal itu dapat menjelaskan mengapa para dokter menyuruh kita untuk berkumur dengan air garam atau membilas hidung dengan air garam saat terkena pilek.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Selaput lendir (mucus) adalah garis pertahanan pertama yang dimiliki tubuh, karena selaput itu membiarkan molekul vital termasuk nutrisi dan sperma untuk masuk ke dalam tubuh. Selain itu, selaput lendir juga memblokir patogen berbahaya seperti bakteri dan virus tertentu.
Katharina Ribbeck, asisten profesor Biological Engineering di Eugene Bell Career Development, MIT, menyatakan, “Tanpa selaput lendir, kita tidak akan mampu mencium bau dan bereproduksi, bahkan kita bisa menjadi korban dari berbagai jenis patogen.”
Pernyataan Katharina Ribbeck didasari penelitian yang dilakukannya terhadap selaput lendir manusia. Ia mencoba mencari tahu mengapa selaput lendir tampaknya bersikap pilah-pilih dalam memblokir beberapa patogen dibandingkan lainnya. Dalam banyak kasus, beberapa orang lebih rentan terhadap infeksi bakteri atau virus dibandingkan yang lain. Ribbeck menyimpulkan, hal itu terjadi karena susunan mucin atau lendir pada setiap orang berbeda, tergantung pola makan dan usianya.
Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa ASI mengandung banyak mucin yang bermanfaat untuk melindungi bayi dari HIV dan rotavirus. Ribbeck pun menguji kemampuan mucin untuk menghentikan 3 virus berbeda yang masuk ke sel. Dalam studi tersebut, Ribbeck menciptakan sebuah gel dari mucin yang dimurnikan, lalu melapisi sel epitel manusia yang dihasilkan selaput lendir dengan gel tipis itu.
Kemudian, Ribbeck memaparkan human papilloma virus (HPV), influenza A, dan polyomavirus sel Merkel, pada sel-sel epitel manusia. Hasilnya, ketiga virus itu terjebak di dalam sel sehingga tidak mampu menginfeksi sel. Dari studi tersebut, Ribbeck menyimpulkan bahwa virus-virus itu terjebak oleh molekul gula mucin yang juga ditemukan pada permukaan sel, sehingga menurutnya molekul itu berfungsi sebagai perangkap.
Selain itu, Ribbeck juga menemukan bahwa konsentrasi garam tinggi hasil produksi mucin juga tak mampu ditembus, sehingga hal itu dapat menjelaskan mengapa para dokter menyuruh kita untuk berkumur dengan air garam atau membilas hidung dengan air garam saat terkena pilek.
Hmm… ada yang mau menambahkan?