Beberapa Dampak Buruk Penggunaan Facebook

Beberapa Dampak Buruk Penggunaan Facebook
Ilustrasi/istimewa
Mark Zuckerberg mungkin hanya berpikir membuat Facebook untuk menjalin pertemanan atau menambah kawan baru, atau memperluas lingkungan sosial melalui dunia maya. Namun, sebagaimana kemajuan teknologi apa pun, selalu muncul dampak positif maupun negatifnya.

Meski Facebook banyak membantu mempertemukan orang-orang yang sebelumnya terpisah, namun situs jejaring sosial itu juga berkali-kali dituduh sebagai biang masalah.

Facebook dituduh sebagai penyebab hancurnya pernikahan, sebagai biang keladi obesitas pada anak, maraknya kejahatan di internet, dan lain-lain. Bahkan Profesor Peter Kelly, kepala kesehatan publik di Teesside, Inggris, menyatakan kalau Facebook berperan dalam penyebaran penyakit sifilis.

Dari berbagai tudingan dan tuduhan yang pernah terlontar ke Facebook, berikut ini beberapa tudingan yang dianggap terbanyak dari seluruh dunia.

Memicu perceraian

Para pengacara di berbagai negara menganggap Facebook sebagai pemicu perceraian, karena satu dari lima petisi perceraian online dilatarbelakangi oleh Facebook.

Sebagai situs jejaring sosial, Facebook memang mampu mempertemukan teman lama, dan membuat penggunanya leluasa berkomunikasi. Tetapi kenyataan itu pula yang kemudian meningkatkan jumlah kehancuran pernikahan akibat perselingkuhan.

Memicu anak bunuh diri

Archbishop Vincent Nichols, kepala gereja katolik di Inggris dan Wales, memperingatkan bahwa Facebook bisa mendorong remaja untuk memiliki pandangan bahwa pertemanan adalah sebuah komoditas. Meski terkesan sinis, tapi kenyataan itu tampak mendekati kebenaran.

Di Facebook, seseorang kadang dinilai dari berapa jumlah temannya, atau seberapa populernya di lingkaran pertemanan. Hal itu bisa memicu keinginan untuk bunuh diri beberapa anak, ketika hubungan dan aktivitas di sana tidak berjalan sebagaimana yang diinginkan.

Melenyapkan ungkapan tradisional

Survei yang dilakukan sebuah perusahaan peneliti pasar terhadap 4.000 orang berusia di bawah 30 tahun, mengungkapkan bahwa banyak ungkapan tradisional yang tidak lagi diungkapkan setelah kehadiran Facebook. Itu memang benar.

Melalui Facebook, semua orang dapat mengungkapkan ucapan atau perasaan mereka dengan gambar atau tulisan. Senyum diganti ikon, bahkan ungkapan pujian telah diwaikili oleh lambang jempol. Tidak ada lagi keramahtamahan atau ungkapan kedekatan yang menghangatkan.

Memicu gangguan tulang

Apa hubungan antara Facebook dengan gangguan tulang? Facebook sering disalahkan sebagai penyebab gangguan tulang yang terjadi pada anak-anak.

Penelitian yang dipublikasikan di British Medical Journal menemukan bahwa situs jejaring sosial dan permainan komputer merupakan pemicu penyakit seperti kekurangan vitamin D yang akibatnya bisa membuat tulang mudah rapuh. Facebook menjadikan orang—khususnya anak-anak—betah bermain di dalamnya, karena bisa dibilang Facebook menawarkan banyak hal menyenangkan.

Membuat orang jadi tertutup

Penelitian yang dilakukan Mintel, sebuah perusahaan penelitian pasar, menemukan lebih dari setengah orang dewasa yang menggunakan situs jejaring sosial seperti Facebook terbukti lebih menghabiskan waktu di internet dibandingkan berbicara dengan teman atau anggota keluarga lainnya.

Itu memang satu lagi dampak negatif dari kemajuan teknologi. Jika dulu orang membutuhkan pertemuan langsung face to face untuk berkomunikasi, sekarang semuanya diwakili sarana teknologi.

Membuat pasangan cemburu

Tim peneliti dari University of Guelph, Kanada, menemukan bahwa penggunaan Facebook meningkatkan rasa cemburu pasangan. Mereka menemukan bahwa makin sering seseorang menghabiskan waktu untuk online pada situs jejaring sosial dan melihat pasangannya, maka tingkat kecurigaannya sangat tinggi.

Kenyataan itulah yang kemudian memicu meningkatnya jumlah perceraian. Meski mungkin pasangan tidak berselingkuh, tapi seringnya aktivitas di Facebook menimbulkan prasangka semacam itu.

Menjadi tempat menentang hukum

Di Facebook, siapa pun bisa membuat pages atau group dan menjadikannya untuk berbagai tujuan—yang positif maupun negatif. Yang jadi masalah, beberapa orang menganggap fasilitas itu bisa digunakan untuk tujuan menentang hukum.

Pada beberapa kasus hukum di Inggris, Facebook terbukti dijadikan sarana untuk hal buruk semacam itu. Pihak yang tersangkut kasus hukum membuat group yang namanya sangat provokatif, dan menggunakannya untuk melawan hukum.

Hmm… bagaimana menurutmu?


Related

Studi 3564218633880798944

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item