Bagaimana Manusia Mengenal Tawa?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/06/bagaimana-manusia-mengenal-tawa.html
Ilustrasi/grid.id |
Kita biasanya tertawa karena hal-hal lucu atau menggelikan. Tapi bagaimana asal usulnya hingga kita mengenal aktivitas yang disebut tertawa, dan mengapa tawa digunakan sebagai ekspresi untuk sesuatu yang lucu atau main-main?
Secara biologis, tertawa adalah hasil evolusi yang menyelamatkan manusia dari kepunahan. Tidak banyak makhluk hidup yang bisa tertawa. Selain manusia, hanya beberapa jenis monyet yang bisa digolongkan dapat tertawa, terutama simpanse yang bisa tertawa dengan bunyi mirip tawa manusia.
Selain berfungsi sebagai pelepas stres, tertawa juga berfungsi sebagai pencegah konflik. Primata sudah mengembangkan teknik tertawa untuk mencegah konflik sejak 35 juta tahun lalu. Artinya, tawa menjadi senjata ampuh untuk bertahan hidup sejak jutaan tahun lalu.
Pakar biologi manusia, Profesor Carsten Niemitz dari Berlin, menyatakan beberapa jenis primata mengembangkan bahasa tubuh dan mimik muka yang rumit, termasuk di dalamnya tertawa, sejak jutaan tahun lalu. Mimik muka tertawa ditujukan untuk mencegah agresivitas sesama jenis, dan untuk membedakan mana tindakan bersungguh-sungguh serta mana tindakan yang main-main. Nenek moyang manusia telah membuktikan bahwa tertawa bisa menghindarkan pertumpahan darah di antara kelompoknya.
Dengan bahasa tubuh dan mimik muka bersahabat, perkembangbiakan kelompok atau suku dapat terjamin. Terutama makhluk hidup yang mengenal tatanan sosial, memerlukan isyarat jelas untuk menunjukkan sikap bersahabat. Misalnya, kelompok simpanse mengembangkan mimik muka main-main, yakni mulut yang sedikit dibuka yang ditarik ke atas. Dengan dibarengi suara tertawa mirip tawa manusia, simpanse bermain dengan simpanse lain di kelompoknya.
Mimik muka simpanse dan bunyi tawanya yang mirip manusia bukan cuma suatu kebetulan. Pakar biologi perilaku dari Universitas Berlin, Profesor Dietmar Todt, menyatakan bahwa tertawa adalah semacam pola biologis untuk menunjukkan sikap damai. Dengan itu, hirarki tidak lagi menjadi batasan kaku, dan situasi tegang dicairkan.
Sejauh ini, hanya manusia yang diketahui memiliki kemampuan berbicara. Karenanya, cuma manusia yang bisa menceritakan humor yang membuat orang lain tertawa.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Secara biologis, tertawa adalah hasil evolusi yang menyelamatkan manusia dari kepunahan. Tidak banyak makhluk hidup yang bisa tertawa. Selain manusia, hanya beberapa jenis monyet yang bisa digolongkan dapat tertawa, terutama simpanse yang bisa tertawa dengan bunyi mirip tawa manusia.
Selain berfungsi sebagai pelepas stres, tertawa juga berfungsi sebagai pencegah konflik. Primata sudah mengembangkan teknik tertawa untuk mencegah konflik sejak 35 juta tahun lalu. Artinya, tawa menjadi senjata ampuh untuk bertahan hidup sejak jutaan tahun lalu.
Pakar biologi manusia, Profesor Carsten Niemitz dari Berlin, menyatakan beberapa jenis primata mengembangkan bahasa tubuh dan mimik muka yang rumit, termasuk di dalamnya tertawa, sejak jutaan tahun lalu. Mimik muka tertawa ditujukan untuk mencegah agresivitas sesama jenis, dan untuk membedakan mana tindakan bersungguh-sungguh serta mana tindakan yang main-main. Nenek moyang manusia telah membuktikan bahwa tertawa bisa menghindarkan pertumpahan darah di antara kelompoknya.
Dengan bahasa tubuh dan mimik muka bersahabat, perkembangbiakan kelompok atau suku dapat terjamin. Terutama makhluk hidup yang mengenal tatanan sosial, memerlukan isyarat jelas untuk menunjukkan sikap bersahabat. Misalnya, kelompok simpanse mengembangkan mimik muka main-main, yakni mulut yang sedikit dibuka yang ditarik ke atas. Dengan dibarengi suara tertawa mirip tawa manusia, simpanse bermain dengan simpanse lain di kelompoknya.
Mimik muka simpanse dan bunyi tawanya yang mirip manusia bukan cuma suatu kebetulan. Pakar biologi perilaku dari Universitas Berlin, Profesor Dietmar Todt, menyatakan bahwa tertawa adalah semacam pola biologis untuk menunjukkan sikap damai. Dengan itu, hirarki tidak lagi menjadi batasan kaku, dan situasi tegang dicairkan.
Sejauh ini, hanya manusia yang diketahui memiliki kemampuan berbicara. Karenanya, cuma manusia yang bisa menceritakan humor yang membuat orang lain tertawa.
Hmm… ada yang mau menambahkan?