Mengapa Kita Bisa Kesetrum Listrik?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/05/mengapa-kita-bisa-kesetrum.html
Ilustrasi/istimewa |
Listrik terdiri dari muatan positif (proton) dan muatan negatif (elektron). Muatan yang berlawanan saling tarik menarik, dan muatan yang sama saling tolak menolak. Jika muatan listrik yang saling tarik menarik dipisahkan, dapat menghasilkan energi potensial. Listrik mengalir dari energi potensial tinggi ke energi potensial rendah.
Lampu di rumah kita, misalnya, bisa menyala karena ada arus listrik yang “diberi jalan” melalui kabel hingga bisa melewati dan memanaskan kawat pijar di dalam bola lampu, sehingga menyala. Semua arus listrik akan menjalani siklus yang sama, mulai dari tempatnya berangkat (di pembangkit listrik) lalu “melewati” alat-alat listrik di rumah kita, dan berakhir di bumi (ground).
Bumi atau tanah memiliki energi potensial yang rendah. Karenanya, jika kita berdiri dan kaki menyentuh bumi, kemudian tangan kita memegang kabel berarus listrik, maka arus listrik tersebut akan melewati tubuh kita dan kemudian menuju bumi atau tanah. Kita kesetrum karena adanya arus yang sedang berjalan tersebut.
Dalam hal ini, tubuh manusia berperan sebagai konduktor (penghantar listrik yang baik) karena di dalam tubuh manusia banyak mengandung air. Sedangkan kertas, karet, kayu, dan kaca, merupakan isolator (penghantar listrik yang buruk). Karena tubuh manusia merupakan konduktor, kita pun kesetrum.
Karenanya, cara untuk menghindari kesetrum ketika akan menyentuh benda-benda yang teraliri listrik adalah dengan memotong jalan, misalnya menggunakan sandal karet, atau berdiri di atas alas/karpet yang cukup tebal, sehingga tubuh kita tidak langsung mengenai bumi.
Tukang listrik juga biasanya menggunakan upaya yang sama dalam tujuan menghindari arus listrik. Saat menangani alat-alat listrik, mereka menggunakan peralatan yang tidak bisa menghantarkan listrik, semisal plastik, kayu, atau karet, sehingga mereka lebih terlindungi dari kemungkinan kesetrum.
Hmm… ada yang mau menambahkan?