Mengapa Air Mata Asin, Air Telinga Pahit, dan Air Mulut Tawar?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/03/mengapa-air-mata-asin-air-telinga-pahit.html
Ilustrasi/kompas.com |
Mata, telinga, dan mulut, mengandung cairannya sendiri, yang masing-masing memiliki rasa berbeda. Hal itu ditujukan untuk hal-hal yang juga berbeda, sesuai fungsinya.
Air mata mengandung leusinenkefalin, adrenokortikotropik, prolaktin, beberapa elektrolit, protein pengikat lemak, dan imunoglobulin A, yang keseluruhannya menghasilkan rasa asin.
Fungsi air mata, dengan seluruh kandungannya, adalah menjaga kondisi mata agar tetap stabil. Protein pengikat lemak yang terkandung dalam air mata, misalnya, membuat lapisan terluar yang terdiri dari lapisan lemak—yang fungsinya melindungi kelembapan mata—tetap terjaga.
Air telinga sebenarnya hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar di dalam telinga, yang bersifat basa dan lengket. Karena itulah rasanya pahit. Lubang telinga kita terbuka tanpa penutup atau pelindung. Cairan telinga berfungsi menjaga lubang tersebut.
Ketika lubang telinga dimasuki serangga atau makhluk kecil lainnya, cairan pahit itu akan menjadikan mereka tidak tahan berlama-lama di dalamnya, dan segera keluar dari telinga. Selain itu, cairan yang cenderung lengket menjadikan benda-benda kecil yang masuk telinga akan terperangkap, dan dapat dikeluarkan sebagai kotoran telinga.
Kemudian, air liur mengandung enzim dan beberapa protein serta zat antibakteri, yang berhubungan dengan rasa makanan yang kita makan. Tubuh kita menjadikan air liur tawar, karena fungsinya yang berhubungan dengan rasa makanan yang kita makan. Jika air liur tidak tawar, kita tidak akan bisa menikmati rasa makanan yang kita santap.
Contoh paling mudah terjadi pada waktu kita sakit. Ketika tubuh kita sakit, kandungan air liur berubah sedemikian rupa, hingga komposisinya cenderung menghasilkan cairan yang agak basa. Akibatnya, kita pun merasa pahit sekaligus tidak nyaman ketika menyantap makanan apa pun. Bahkan ketika minum air tawar pun rasanya pahit, akibat air liur kita yang tidak tawar lagi.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Air mata mengandung leusinenkefalin, adrenokortikotropik, prolaktin, beberapa elektrolit, protein pengikat lemak, dan imunoglobulin A, yang keseluruhannya menghasilkan rasa asin.
Fungsi air mata, dengan seluruh kandungannya, adalah menjaga kondisi mata agar tetap stabil. Protein pengikat lemak yang terkandung dalam air mata, misalnya, membuat lapisan terluar yang terdiri dari lapisan lemak—yang fungsinya melindungi kelembapan mata—tetap terjaga.
Air telinga sebenarnya hasil sekresi dari kelenjar-kelenjar di dalam telinga, yang bersifat basa dan lengket. Karena itulah rasanya pahit. Lubang telinga kita terbuka tanpa penutup atau pelindung. Cairan telinga berfungsi menjaga lubang tersebut.
Ketika lubang telinga dimasuki serangga atau makhluk kecil lainnya, cairan pahit itu akan menjadikan mereka tidak tahan berlama-lama di dalamnya, dan segera keluar dari telinga. Selain itu, cairan yang cenderung lengket menjadikan benda-benda kecil yang masuk telinga akan terperangkap, dan dapat dikeluarkan sebagai kotoran telinga.
Kemudian, air liur mengandung enzim dan beberapa protein serta zat antibakteri, yang berhubungan dengan rasa makanan yang kita makan. Tubuh kita menjadikan air liur tawar, karena fungsinya yang berhubungan dengan rasa makanan yang kita makan. Jika air liur tidak tawar, kita tidak akan bisa menikmati rasa makanan yang kita santap.
Contoh paling mudah terjadi pada waktu kita sakit. Ketika tubuh kita sakit, kandungan air liur berubah sedemikian rupa, hingga komposisinya cenderung menghasilkan cairan yang agak basa. Akibatnya, kita pun merasa pahit sekaligus tidak nyaman ketika menyantap makanan apa pun. Bahkan ketika minum air tawar pun rasanya pahit, akibat air liur kita yang tidak tawar lagi.
Hmm… ada yang mau menambahkan?