Bagaimana High Heels Mencederai Kaki Wanita?

Bagaimana High Heels Mencederai Kaki Wanita?
Ilustrasi/istimewa
High heels bisa dibilang perangkat wajib wanita, untuk tujuan mempercantik penampilan. Dengan sepatu hak tinggi, wanita memang mungkin terlihat seksi dengan tinggi yang menjulang ramping, dan terkesan glamor. Namun, pemakaian high heels bukan tanpa risiko. Selain sebagian wanita tidak nyaman selama memakainya, high heels juga mencederai kaki pemakainya.

Sepatu hak tinggi menempatkan beban yang berlebihan pada bagian dalam lutut. Sebuah studi menemukan bahwa tekanan sendi lutut meningkat sebanyak 26 persen ketika seseorang memakai sepatu hak tinggi. Selain itu, ketinggian tumit dan bagian depan sepatu yang menyempit dapat membuat penebalan jaringan saraf di sekitar jari kaki ketiga dan keempat, yang dapat menyebabkan rasa sakit dan mati rasa pada jari-jari kaki.

Mike O’Neill, konsultan ahli penyakit kaki dari College of Pediatry, memperingatkan bahwa memaksakan kaki ke sepatu yang lebih kecil juga dapat menyebabkan kerusakan jangka panjang. Termasuk di antaranya radang sendi, retak tulang, dan saraf terjebak, yang mungkin memerlukan pembedahan atau suntikan steroid.

Efek lain yang umum terjadi akibat pemakaian high heels adalah bunions, seperti yang dialami Victoria Beckham. Sepatu yang ketat dan kekecilan bisa menyebabkan pertumbuhan tulang yang menyakitkan pada sendi di pangkal jempol kaki, yang memaksa jempol kaki membengkok ke sudut dalam menuju jari lainnya.

Sebuah studi menemukan bahwa satu dari lima wanita telah mengoperasi kaki mereka untuk menghilangkan bunions, dan rata-rata biaya perawatannya sekitar Rp. 62 juta.

Selain bunions, efek lain yang bisa ditimbulkan high heels adalah masalah yang disebut “pump bump”, yang disebabkan oleh punggung kaku atau tali sepatu hak tinggi yang mengiritasi tumit, dan membuat pembesaran tulang. Cedera engkel juga merupakan penyebab besar bagi pemakai sepatu hak tinggi, yang bisa merusak keseimbangan karena pemakainya memiliki risiko lebih besar untuk jatuh, terkilir, atau patah.

High heels juga menyebabkan berat tubuh tidak terdistribusikan dengan baik. Memakai high heels dalam waktu lama dapat menyebabkan nyeri sendi pada bola mata kaki, yang disebut metatarsalgia. Semakin tinggi hak yang dipakai, semakin banyak kerusakan yang akan terjadi pada tendon achilles, karena tingginya hak sepatu menyebabkan pengetatan dan menimbulkan rasa sakit.

Berdasarkan studi, wanita yang lebih muda paling berisiko mengalami cedera, karena hak tinggi memang lebih sering dipakai wanita yang lebih muda. Sekitar 20 persen dari mereka yang berusia 18-24  tahun memakai hak sepatu 12 sentimeter setiap hari. Hal itu berbeda dibanding dengan 10 persen dari mereka yang berusia 25-34 tahun, dan hanya 3 persen dari mereka berusia 35-44 tahun.

Bentuk hak stiletto juga memberi tekanan pada postur tubuh, dengan mendorong pusat beban tubuh ke depan, bergantung pada pinggul, dan tulang belakang menjadi tidak sejajar, serta menempatkan tekanan berlebih pada kaki depan.

Untuk hal ini, Mike O’Neill menyatakan, “Semakin tinggi haknya, semakin mereka memiringkan tubuh ke depan, dan semakin Anda harus bersandar untuk mengimbanginya. Hal ini dapat membuat panggul Anda kehilangan keseimbangan, dan menyebabkan kompresi tulang belakang.”

Terakhir, high heels membenturkan kaki pemakainya ke depan, yang memaksa jari-jari kaki berhimpitan. Akibatnya, kuku sulit tumbuh, kulit daerah kaki menjadi kasar, bernoda, dan kapalan. Selain itu, karena jari-jari kaki tergencet, kelembapan pun terjebak, menyebabkan jari kaki menjadi basah, yang merupakan tempat berkembang biaknya bakteri. Hasilnya, kaki pun jadi bau!

Hmm… bagaimana menurutmu?

Related

Tubuh Manusia 5818536921708222015

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item