Mengapa Kita Berdehem?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/02/mengapa-kita-berdehem.html
Ilustrasi/grid.id |
Berdehem adalah hal reflek yang terjadi ketika ada benda asing masuk ke tenggorokan. Ibarat bersin ketika hidung kemasukan benda atau kuman mikroskopik, berdehem digunakan untuk membersihkan tenggorokan. Berdehem menjadi salah satu tindakan antisipasi ketika tenggorokan terasa kurang nyaman, seperti berdahak, gatal, tersedak, dan sebagainya.
Namun, berdehem kadang juga dijadikan sarana “komunikasi” yang ditujukan seseorang kepada orang lainnya. Dehem jenis ini bukan jenis reflek yang terjadi karena masalah tenggorokan, melainkan dehem yang disengaja.
Berdehem secara sengaja—yang dilakukan bukan sebagai tindakan reflek—sebenarnya hal yang kurang bagus. Ketika berdehem, kita sedikit menyentak tenggorokan dan pita suara. Hal itu mirip batuk dengan intensitas berulang dan keras. Dalam jangka panjang, berdehem kadang juga menjadi sesuatu yang bersifat psikologis, akibat seringnya seseorang melakukannya.
Kadang, di waktu-waktu tertentu, kita suka berdehem dengan tujuan tertentu, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan masalah tenggorokan. Dr. Adam Frosh, salah satu spesialis THT di Lister Hospital menyatakan, berdehem bisa menjadi kecanduan, karena ternyata banyak orang berdehem dengan tujuan tidak jelas. Hal itu memicu kebiasaan berdehem yang bisa disebabkan karena grogi, gengsi, kecemasan, stres, tekanan kerja, dan sebagainya.
Bila kita memiliki masalah pernapasan atau lambung, dan sering berdehem karena kondisi itu, disarankan agar hal itu tidak berlangsung hingga 3 bulan. Jika mulai terjadi perubahan pada pita suara atau merasa sakit pada tenggorokan, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Namun, berdehem kadang juga dijadikan sarana “komunikasi” yang ditujukan seseorang kepada orang lainnya. Dehem jenis ini bukan jenis reflek yang terjadi karena masalah tenggorokan, melainkan dehem yang disengaja.
Berdehem secara sengaja—yang dilakukan bukan sebagai tindakan reflek—sebenarnya hal yang kurang bagus. Ketika berdehem, kita sedikit menyentak tenggorokan dan pita suara. Hal itu mirip batuk dengan intensitas berulang dan keras. Dalam jangka panjang, berdehem kadang juga menjadi sesuatu yang bersifat psikologis, akibat seringnya seseorang melakukannya.
Kadang, di waktu-waktu tertentu, kita suka berdehem dengan tujuan tertentu, yang sebenarnya tidak berhubungan dengan masalah tenggorokan. Dr. Adam Frosh, salah satu spesialis THT di Lister Hospital menyatakan, berdehem bisa menjadi kecanduan, karena ternyata banyak orang berdehem dengan tujuan tidak jelas. Hal itu memicu kebiasaan berdehem yang bisa disebabkan karena grogi, gengsi, kecemasan, stres, tekanan kerja, dan sebagainya.
Bila kita memiliki masalah pernapasan atau lambung, dan sering berdehem karena kondisi itu, disarankan agar hal itu tidak berlangsung hingga 3 bulan. Jika mulai terjadi perubahan pada pita suara atau merasa sakit pada tenggorokan, sebaiknya segera periksakan ke dokter.
Hmm… ada yang mau menambahkan?