Efek Negatif Minuman Berenergi bagi Remaja
https://www.belajarsampaimati.com/2014/02/efek-negatif-minuman-berenergi-bagi.html
Ilustrasi/kompas.com |
Meski minuman berenergi ditujukan untuk orang dewasa, namun ternyata juga banyak remaja yang mengonsumsinya. Kenyataan ini cukup mengkhawatirkan, karena remaja yang terbiasa mengonsumsi minuman berenergi akan berpotensi menjadi perokok dan pecandu minuman keras. Fakta itu dinyatakan oleh sebuah penelitian yang dilakukan tim peneliti dari University of Michigan.
Penelitian itu menyebutkan, ketika seseorang—khususnya remaja—mengonsumsi minuman berenergi, maka mereka juga akan terbiasa dengan dampak dari minuman tersebut, yang salah satunya dapat membuat detak jantung berdetak lebih cepat.
Kebiasaan itulah yang kemudian akan membawa mereka untuk mencari padanan minuman yang bisa memberikan sensasi yang sama. Dalam hal ini, minuman beralkohol sering dijadikan pilihan. Dalam banyak kasus, bahkan sering ditemukan para remaja mencampur minuman berenergi dengan minuman beralkohol. Akibatnya, campuran minuman itu pun dapat membahayakan kesehatan mereka.
Lebih lanjut, para peneliti juga mencatat bahwa remaja laki-laki lebih berpotensi untuk melakukan hal itu, dibanding remaja perempuan. Kondisi keluarga serta orang tua yang kurang berpendidikan juga dapat menuntun para remaja untuk melakukan hal berbahaya tersebut.
Hmm… bagaimana menurutmu?
Penelitian itu menyebutkan, ketika seseorang—khususnya remaja—mengonsumsi minuman berenergi, maka mereka juga akan terbiasa dengan dampak dari minuman tersebut, yang salah satunya dapat membuat detak jantung berdetak lebih cepat.
Kebiasaan itulah yang kemudian akan membawa mereka untuk mencari padanan minuman yang bisa memberikan sensasi yang sama. Dalam hal ini, minuman beralkohol sering dijadikan pilihan. Dalam banyak kasus, bahkan sering ditemukan para remaja mencampur minuman berenergi dengan minuman beralkohol. Akibatnya, campuran minuman itu pun dapat membahayakan kesehatan mereka.
Lebih lanjut, para peneliti juga mencatat bahwa remaja laki-laki lebih berpotensi untuk melakukan hal itu, dibanding remaja perempuan. Kondisi keluarga serta orang tua yang kurang berpendidikan juga dapat menuntun para remaja untuk melakukan hal berbahaya tersebut.
Hmm… bagaimana menurutmu?