Apa yang Terjadi pada Otak Saat Kita Sekarat?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/01/yang-terjadi-pada-otak-saat-kita-sekarat.html
Ilustrasi/winnetnews.com |
Banyaknya orang yang melaporkan hal tersebut setelah mengalami mati suri membuat para ilmuwan bertanya-tanya, mengapa hal semacam itu bisa terjadi? Benarkah cahaya terang itu terkait hal-hal di luar nalar, sebagaimana yang diyakini kebanyakan orang selama ini?
Jawaban untuk pertanyaan itu bisa dibilang belum terlalu meyakinkan. Namun, berdasarkan berbagai percobaan dan penelitian yang dilakukan, para ilmuwan menemukan bahwa cahaya terang yang dilihat saat mendekati kematian mungkin saja dipicu oleh lonjakan aktivitas elektrik pada zona otak yang bertanggung jawab untuk penglihatan.
Dr. Jimo Borjigin dari University of Michigan, salah satu yang terlibat dalam studi ini, menyatakan, “Banyak orang mengira otak tidak aktif atau ada dalam aktivitas rendah (hipoaktif) setelah seseorang dinyatakan meninggal secara medis. Kami menemukan bahwa ternyata bukan hal tersebut yang terjadi. Otak justru menjadi lebih aktif saat menjelang kematian daripada ketika seseorang masih hidup.”
Dalam studi yang dipublikasikan di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences itu, Dr. Jimo Borjigin dan rekannya memonitor aktivitas otak sembilan ekor tikus yang sekarat. Tiga puluh detik setelah jantung berhenti berdetak, gelombang otak frekuensi tinggi yang disebut osilasi gamma ternyata melonjak.
Gelombang tersebut adalah salah satu dari fitur saraf yang diduga mendukung kesadaran pada manusia, terutama ketika berperan menggabungkan informasi dari bagian otak yang berbeda. Pada tikus, aktivitas otak itu justru lebih tinggi sesaat setelah jantung berhenti daripada saat sadar.
Dr. Jimo Borjigin menduga, hal yang sama juga terjadi pada manusia. Peningkatan aktivitas otak dan kesadaran bisa memicu penglihatan-penglihatan saat menjelang kematian, atau ketika mengalami mati suri.
“Ini dapat memberikan kerangka untuk membantu menjelaskan pengalaman melihat cahaya saat mendekati kematian,” ujar Dr. Jimo Borjigin. “Fakta bahwa seseorang melihat cahaya sebelum meninggal mengindikasikan bahwa korteks visual dalam otak memiliki aktivitas yang tinggi.”
Menanggapi hasil riset tersebut, Jason Braithwaite dari University of Birmingham berpendapat bahwa fenomena ini semacam “perayaan terakhir” yang dilakukan oleh otak. Temuan itu mendemonstrasikan pendapat yang diyakini sejak lama, bahwa dalam kondisi tak biasa, aktivitas otak bisa melonjak.
Sementara itu, Dr. Chris Chambers dari Cardiff University, menyatakan bahwa masih sangat sedikit yang diketahui tentang kematian pada manusia. Meski begitu, temuan menarik ini dapat membuka pintu untuk studi lebih jauh pada manusia sendiri.
Hmm… bagaimana menurutmu?