Pekerjaan Suami Ternyata Mempengaruhi Jenis Kelamin Anak

Ilustrasi/republika.com

Percaya atau tidak, ternyata pekerjaan suami bisa ikut mempengaruhi jenis kelamin anak yang kelak akan dilahirkan istrinya. Kesimpulan itu dinyatakan oleh tim peneliti dari Queensland Fertility Group di Brisbane, Australia.

Berdasarkan studi yang mereka lakukan, diketahui bahwa montir, petani, dan penambang, punya peluang 40 persen lebih besar kemungkinannya untuk memiliki anak perempuan dibanding dengan pekerja kantoran atau pekerja kerah putih (white collar professionals). Mengapa hal itu bisa terjadi?

Keith Harrison, salah satu peneliti, menjelaskan bahwa lebih dari separuh sperma para pekerja kerah biru ternyata rusak. “Para pekerja pria pada umumnya punya sedikit anak laki-laki,” ujarnya.

Kenyataan itu diketahui setelah mereka melakukan pengamatan terhadap 969 anak yang lahir melalui program penanganan kesuburan. Studi itu menunjukkan adanya hubungan antara pekerjaan ayah selama lima tahun terakhir dengan kecenderungan jenis kelamin si anak.

Kecenderungan itu kemudian dibandingkan dengan kondisi sperma rusak dari 1.400 pasangan tidak subur. Perbandingan jelasnya, sperma pekerja kantoran hanya rusak 25 persen, sementara sperma montir mencapai 60 persen yang rusak.

Para peneliti meyakini bahwa pria yang memiliki sperma jelek akibat terkontaminasi zat kimia ketika mereka sedang bekerja. Ketahanan sperma dapat menurun karena lingkungan kota yang sarat polusi.

Sebagai ilustrasi, dari seluruh pria penyumbang sperma yang berasal dari Inggris, sebanyak 70 persen di antaranya ditolak, sementara para penyumbang sperma dari Hampshire hanya 40 persen yang ditolak. Penolakan itu dilatari kondisi sperma yang dianggap tidak bagus, dan hal itu berhubungan dengan latar belakang profesi mereka.

Hmm… bagaimana menurutmu?