Orang Berpendapatan Rendah ternyata Lebih Sering Kena Migrain
https://www.belajarsampaimati.com/2014/01/orang-berpendapatan-rendah-lebih-sering.html
Ilustrasi/e-mas.com |
Sutter Health, sebuah lembaga kesehatan nirlaba yang bermarkas di California Utara, AS, melakukan penelitian yang bertujuan mencari hubungan antara migrain dengan tingkat pendidikan dan karir seseorang. Hasilnya, para peneliti menemukan bahwa migrain lebih sering dialami orang-orang berpenghasilan rendah.
Walter F. Stewart, Ph.D, salah satu peneliti, menyatakan, “Jika stres yang dialami mereka yang berpenghasilan rendah adalah satu-satunya penentu, maka kami menduga orang yang berpenghasilan rendah lebih sulit menghentikan migrain. Mungkin kemunculan penyakit ini memiliki penyebab yang berbeda dari cara mengatasinya.”
Para peneliti mengamati 162.705 orang, berusia 12 tahun ke atas. Para partisipan memberikan informasi tentang gejala migrain yang mereka alami, dan seberapa banyak pendapatan rumah tangganya. Pendapatan dikatakan rendah jika jumlahnya kurang dari US$ 22.500 atau sekitar Rp. 246 juta per tahun, dan dikatakan tinggi jika di atas US$ 60.000 atau sekitar Rp. 656,4 juta per tahun.
Ternyata, mereka yang berpendapatan rendah lebih banyak mengalami migrain. Pada peserta wanita berusia 25-34 tahun, mereka yang berpenghasilan tinggi ada sebanyak 20 persen yang terserang migrain.
Sedangkan yang berpenghasilan rendah, yang mengalami migrain lebih banyak, yaitu 37 persen. Sementara wanita yang berasal dari rumah tangga berpendapatan menengah, yang terserang migrain sebanyak 29 persen.
Pada pria dengan rentang usia yang sama, yang terkena migrain dari kelompok berpendapatan tinggi ada 5 persen, dari kelompok pendapatan menengah ada 8 persen, dan dari kelompok pendapatan rendah ada 13 persen.
Para peneliti menggarisbawahi bahwa kecenderungan ini tetap ada meskipun sudah menganalisis faktor ras, usia, jenis kelamin, dan variabel lainnya. Meski demikian, penelitian yang dimuat di jurnal Neurology ini tidak menyimpulkan bahwa memiliki pendapatan yang lebih rendah dapat memicu migrain.
Hmm… bagaimana menurutmu?