Pengaruh Konsumsi Daging Merah dan Risiko Kepikunan

Pengaruh Konsumsi Daging Merah dan Risiko Kepikunan, Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Segala hal yang berlebihan memang tidak baik, begitu pula berlebihan mengonsumsi daging merah. Meski menjadi sumber protein, zat besi, dan nutrisi lain, daging merah sebaiknya tidak dikonsumsi secara berlebihan, karena dapat meningkatkan risiko penyakit degeneratif. Kenyataan itu diungkap dalam studi terbaru yang dipublikasikan Journal of Alzheimer’s Disease.

Dalam studi itu disebutkan, bahwa kebiasaan menyantap daging merah dalam jumlah yang banyak memiliki kaitan dengan risiko Alzheimer. Konsumsi daging merah secara berlebihan akan meningkatkan kandungan zat besi dalam tubuh, sehingga memicu risiko kepikunan.

Meski zat besi memiliki peran penting bagi fungsi sel tubuh, namun jika jumlahnya terlalu berlebih justru akan memicu kerusakan yang bersifat oksidatif,  sehingga otak akan sangat rentan terhadap jenis kerusakan sebagaimana yang disebut di atas.

Studi dilakukan oleh para peneliti dari University of California Los Angeles (UCLA). Dalam studi itu mereka menganalisis otak 31 pasien Alzheimer dan 68 orang tua sehat. Pemindaian otak dilakukan menggunakan magnetic resonance imaging (MRI).

Hasilnya, penderita Alzheimer terbukti memiliki kadar zat besi lebih tinggi pada otaknya dibanding orang sehat. Pada pasien Alzheimer juga ditemukan tingginya kadar zat besi terkait dengan kerusakan jaringan di bagian hipokampus, yaitu area pada otak yang rusak lebih dini akibat Alzheimer.

Meski begitu, hubungan kadar zat besi dengan kerusakan pada hipokampus tidak sebanyak kaitannya dengan kerusakan yang terjadi pada talamus. Talamus biasanya menjadi bagian otak yang terkena dampak dari penyakit Alzheimer stadium lanjut.

Para peneliti percaya, zat besi dapat menjadi pemicu kerusakan jaringan otak yang berkaitan dengan penyakit tersebut. Namun, kabar baiknya, pola makan dan intervensi obat-obatan dapat membantu mengendalikan faktor risikonya.

Dr. George Bartzokis, profesor psikiatri dari Semel Institute for Neuroscience and Human Behavior di UCLA, menyatakan bahwa akumulasi zat besi pada otak dapat dimodifikasi oleh faktor lingkungan.

“Konsumsi daging merah, suplemen zat besi, dan histerektomi sebelum menopause merupakan faktor-faktor yang dapat dimodifikasi dan mempengaruhi akumulasi zat besi di otak,” ujarnya.

Hmm… bagaimana menurutmu?

Related

Studi 3997375462673452846

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item