Ketidaksukaan pada Bau Tak Sedap Terbentuk Sejak Bayi

 Ketidaksukaan pada Bau Tak Sedap Terbentuk Sejak Bayi
Ilustrasi/istimewa
Umumnya, kita cenderung menyukai bau atau aroma yang menyenangkan, dan menghindari atau tidak suka pada bau yang tidak sedap. Ternyata, kecenderungan semacam itu telah dimulai sejak masih bayi.

Para peneliti dari Prancis menemukan bahwa bayi cenderung bereaksi keras terhadap bau makanan yang kurang sedap, dibanding aroma makanan yang dianggap menyenangkan bagi orang dewasa. Selain itu, pada bayi, kebencian terhadap makanan lebih sulit diubah dibanding kesukaan terhadap makanan.

Sebelumnya, beberapa studi terkait kebanyakan dilakukan pada bayi baru lahir dan anak berusia dua tahun ke atas. Studi terbaru yang dilakukan para peneliti di Prancis mengisi celah tersebut dengan meneliti 235 bayi, dan memberikan aroma makanan yang sama pada usia 8, 12, dan 22 bulan.

Peneliti memberikan delapan macam bau di botol pada bayi. Empat bau dinilai menyenangkan bagi orang dewasa, seperti apel, aprikot/peach, stroberi, dan vanili. Sementara empat bau lainnya dianggap tak sedap, seperti telur busuk, paprika hijau, kol busuk, dan udang.

Kemudian, reaksi bayi terhadap bau diukur melalui kontak langsung dengan botol di area antara hidung dan mulut, serta pengelakannya.

Hasilnya, sebagaimana yang tertulis di jurnal Flavour, bayi menghindari sebagian besar bau makanan yang dinilai tak sedap bagi orang dewasa. Namun, ketertarikan mereka terhadap bau makanan yang dinilai menyenangkan bagi orang dewasa tampaknya tak terbentuk sempurna di usia dini.

Menurut peneliti, secara keseluruhan, hasil riset itu menyoroti plastisitas respons hedonis terhadap aroma makanan. Juga perilaku menghindar yang relatif stabil terhadap beberapa bau yang kurang menyenangkan.

Pada dua tahun pertama, pola makan bayi bervariasi dari makanan berbahan susu ke makanan bayi, lalu ke makanan padat. Dalam dua tahun, banyak bayi enggan mencoba makanan baru. Karena itu, peneliti bermaksud menilai bagaimana respons penciuman berkembang selama periode transisi ini.

Mereka pun mengajukan hipotesis bahwa kesukaan dan ketidaksukaan bayi akan semakin mencerminkan kesukaan dan ketidaksukaan orang dewasa, saat mereka bertransisi menuju makanan padat.

Bagaimana pun, meski reaksi mereka terhadap bau yang tidak menyenangkan cenderung selaras dengan reaksi orang dewasa, namun reaksi mereka terhadap bau yang dinilai menyenangkan tetap netral pada dua tahun pertama dibanding penilaian orang dewasa.

Dalam studi ini, peneliti tidak menemukan perbedaan antara bayi laki-laki dan perempuan dalam hal bereaksi terhadap bau makanan.

Hmm… bagaimana menurutmu?


Related

Studi 471231133071314714

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item