Mewaspadai Bahaya Kesehatan Akibat Kecanduan Internet

Mewaspadai Bahaya Kesehatan Akibat Kecanduan Internet, Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Internet telah menjadi bagian kehidupan sehari-hari banyak orang di dunia. Tidak hanya sekadar sebagai pelengkap, namun telah menjadi kebutuhan. Masyarakat membutuhkan internet tidak hanya untuk mendapatkan hiburan, terhubung dengan orang lain, namun juga untuk belajar dan bekerja. Penggunanya pun bisa dikatakan semua orang—dari anak-anak, orang dewasa, sampai orang tua.

Yang mengkhawatirkan, aktivitas berinternet telah menjadi semacam candu bagi sebagian orang, khususnya pada remaja dan anak muda. Mereka tidak bisa lepas dari dunia maya, meski hanya sehari. Mudahnya akses menjadikan mereka semakin terikat dengan internet, dan bisa dibilang hidup mereka telah sangat lekat dengan internet. Kenyataan ini cukup memprihatinkan, karena bisa menimbulkan dampak negatif, yang di antaranya adalah radiasi.

Survei terbaru yang dilakukan tim peneliti Kementerian Kesehatan, Tenaga Kerja dan Kesejahteraan di Singapura, menunjukkan bahwa sekitar 520.000 pelajar SMP dan SMA mengalami kecanduan internet, terutama untuk game online dan e-mail, melalui komputer dan smartphone. Survei itu menunjukkan bahwa 9 persen dari pelajar SMP dan 14 persen dari pelajar SMA mengakses internet lebih dari lima jam setiap hari kerja.

Yang tidak bisa diabaikan dari survei ini adalah persentase signifikan dari siswa yang diyakini begitu terobsesi untuk online tak dapat menahan dirinya untuk tidak mengakses internet. Mereka merasa seperti terkena iritasi jika harus berhenti menggunakannya.

Sebanyak 60 persen dari kaum muda yang mengikuti survei juga diketahui menderita gangguan tidur pada malam hari, dan waktu siang serta malam mereka pun cenderung terbalik akibat aktivitas mereka di internet pada larut malam.

Dalam beberapa kasus, mereka bahkan sampai meninggalkan sekolah dan hanya mengurung diri mereka di dalam kamar. Situasi ini sangat serius, karena kecanduan internet yang menghinggapi kaum muda tersebut terjadi selama masa pertumbuhan mereka, sehingga cenderung merusak pikiran serta tubuh mereka.

Beberapa pecandu internet diketahui mengalami gangguan gizi karena kebiasaan makan yang tidak teratur. Mereka juga menunjukkan gejala penyumbatan pembuluh darah serta penggumpalan darah, akibat berjam-jam mempertahankan posisi duduk yang sama. Selain itu, semakin kecanduan dengan internet, semakin besar kemungkinan mereka untuk merasa tertekan.

Karena situasi itu pula, dunia medis merasa perlu turun tangan untuk ikut menanganinya. Pada beberapa rumah sakit, dokter dan psikolog klinis memberikan konseling bagi para pecandu internet, khususnya yang telah mengalami kecanduan dalam tahap serius.

Hal itu dilakukan dengan melibatkan spesialis yang memiliki keahlian cukup untuk menyembuhkan pecandu internet, dan menciptakan pusat-pusat untuk menyediakan layanan konsultasi bagi pecandu. Namun belum banyak lembaga medis yang memiliki departemen yang mampu menyediakan perawatan khusus.

Dengan makin gencarnya aneka gadget yang tersedia di pasaran, dan makin mudahnya masyarakat mengakses internet, diperkirakan para pecandu internet akan terus bertambah dari waktu ke waktu. Karenanya, sekolah-sekolah yang memberi pelajaran dengan bantuan komputer diharapkan tidak hanya mengajarkan bagaimana menggunakan perangkat elektronik, namun juga harus mendorong para siswa untuk menyadari bahaya penggunaan internet secara berlebihan.

Sedang bagi orang tua, diharapkan agar lebih berhati-hati dalam memberikan perangkat elektronik bagi anak-anaknya, misalnya dengan menerapkan beberapa aturan penggunaannya dalam setiap hari.

Hmm… bagaimana menurutmu?

Related

Studi 6751664108250115765

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item