Bagaimana Sejarah Konflik Israel-Palestina?
https://www.belajarsampaimati.com/2014/01/bagaimana-sejarah-konflik-israel.html
Ilustrasi/istimewa |
Menjelang akhir 1800-an dan awal 1900-an, orang-orang Yahudi—yang teraniaya oleh paham anti-Semitisme di Eropa—menjalankan gerakan Zionisme, yaitu berpindah dan mendirikan sebuah tanah air Yahudi di Palestina, Timur Tengah. Banyaknya orang Yahudi yang bermigrasi ke Palestina meningkatkan ketegangan di kawasan tersebut.
Setelah Perang Dunia II usai, PBB mengusulkan pembagian Palestina menjadi dua negara, yaitu negara Arab dan Yahudi, serta melakukan internasionalisasi Yerusalem. Dalam pembagian itu, minoritas orang-orang Yahudi menerima mayoritas tanah.
Pada 14 Mei 1948, orang-orang Yahudi memproklamirkan berdirinya negara Israel, namun negara-negara Arab menolak pembagian Palestina dan eksistensi Israel. Tak lama setelah itu, pasukan Irak bersama Suriah, Lebanon, Yordania, Arab Saudi, Yaman, dan Mesir menyerang Israel, namun dikalahkan oleh Israel.
Usul PBB untuk membagi Palestina menjadi dua negara memang tercapai dengan pendirian negara Israel, namun internasionalisasi Yerusalem belum terlaksana dengan baik. Bahkan, pada 1948, orang-orang Palestina diusir dari Israel baru, dan terpaksa mengungsi ke kamp-kamp pengungsian di Yordania, Mesir, Lebanon, dan daerah lain. Sekitar 750.000 orang Palestina diusir dari tanah mereka.
Sementara itu, negara-negara Arab yang semula telah dikalahkan oleh Israel dalam penyerangan pertama, kemudian melakukan serangan kembali. Hal itu menjadikan konflik semakin memanas, meski upaya penyelesaian terus dilakukan.
Pada 1993, melalui kesepakatan damai di Oslo, Israel mengakui PLO (Organisasi Pembebasan Palestina) pimpinan Yasser Arafat. Israel memberikan otonomi terbatas (Otoritas Nasional Palestina) kepada PLO, namun itu dianggap tidak adil dan hanya menguntungkan Israel, sehingga konflik belum juga selesai. Pada 1994, Israel menarik diri dari jalur Gaza dan Jericho, dan mengakhiri pendudukan mereka selama 7 tahun.
Kondisi damai tidak berlangsung lama. Pada 1995, Perdana Menteri Israel, Yitzhak Rabin, dibunuh oleh sekelompok anti Yahudi. Kawasan itu pun kembali memanas.
Hubungan Israel-Palestina terus diwarnai pasang surut seiring terjadinya berbagai peristiwa yang memanaskan konflik mereka. Upaya-upaya damai pun masih terus dilakukan sampai sekarang.
Hmm… ada yang mau menambahkan?