Mengenal Sleep-Texting, Penyakit Baru Orang Modern

Mengenal Sleep-Texting, Penyakit Baru Orang Modern, Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Banyak dari kita yang punya kebiasaan membuka-buka ponsel saat akan tidur. Biasanya dengan alasan menunggu kantuk. Ironisnya, aktivitas bermain-main ponsel semacam itu sering kali justru menjauhkan pelakunya dari kantuk, karena keasyikan memantau update status di media sosial, atau membaca artikel tertentu yang tak sengaja ditemukan.

Jika kebiasaan semacam itu tidak segera dihentikan, maka akan muncul kebiasaan baru yang disebut sleep-texting.

Elizabeth Dowdell, profesor bidang keperawatan di Villanova University, menjelaskan, “Fenomena ini terjadi pada generasi yang lebih muda. Hal ini merupakan refleksi dari arti penting smartphone kita, dari perangkat yang canggih ini. Karenanya, mereka pun berpikir, kenapa juga harus mematikannya?”

Kalangan dewasa muda saat ini memang begitu terikat dengan ponselnya, hingga mereka rela membaca dan membalas semua pesan masuk meski sangat mengantuk di sela-sela tidurnya. Ketika terbangun esok harinya, mereka ternyata tak ingat pada apa yang mereka lakukan, sampai ketika mereka mengecek histori dalam kotak pesan. Itulah yang disebut sleep-texting.

Elizabeth Dowdell melakukan studi mengenai sleep-texting yang melibatkan 300 orang, dan menemukan bahwa 25 sampai 35 persen dari mereka memiliki kebiasaan mengecek smartphone sebelum tidur.

Mengirim pesan singkat juga menjadi hal yang kerap dilakukan, meski mereka sudah tertidur. Selain itu, lebih dari 50 persen dari mereka mengakui bahwa gadget telah mengacaukan tidur mereka.

Dowdell dan timnya juga melakukan pencarian di Twitter, dengan hashtag #sleeptexting, dan menemukan banyak orang yang melakukan hal ini namun tidak menyadarinya.

Peneliti menyatakan, “Selama ini otak responden merekam kebiasaan yang sering mereka lakukan, sehingga jika ada bunyi-bunyian dari smartphone, secara langsung mereka akan menjawabnya meski sedang dalam keadaan setengah sadar (tertidur).”

Sleep-texting sering terjadi saat sedang tertidur, atau 1 sampai 2,5 jam sebelum menuju tidur. Tak jauh beda dengan tidur berjalan (sleep-walking) dan mengigau (sleep-talking), tindakan yang mereka lakukan (sleep-texting) tidak sepenuhnya dilakukan dalam keadaan sadar. Para ahli mengatakan, sebenarnya kebiasaan itu dapat mengganggu rutinitas jadwal tidur.

Josh Werber, spesialis masalah mengorok di EOS Sleep Centers di Long Island, New York, menegaskan, “Tidur adalah proses pemulihan yang penting. Apabila kita tidak memenuhi kebutuhan tidur yang benar dan jumlah waktu istirahat yang baik, maka kita tidak memiliki efek pemulihan yang sama pada otak kita. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan kognitif kita pada hari berikutnya.”

Untuk mencegah kemungkinan sleep-texting, kita pun dianjurkan untuk meletakkan ponsel di luar jangkauan tempat tidur. Atau kalau bisa matikan saja ponsel kita, sehingga tidur kita tidak akan terganggu oleh bunyi-bunyian dari ponsel.

Hmm… bagaimana menurutmu?

Related

Studi 7475757078708064791

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item