Puasa Memberi Efek Positif untuk Kesehatan
https://www.belajarsampaimati.com/2013/12/puasa-memberi-efek-positif-untuk.html
Ilustrasi/herminahospitals.com |
Jika dipikir dengan logika kasar atau kasatmata, puasa tampaknya akan menurunkan kesehatan, karena tubuh pelakunya tidak mendapatkan pasokan makanan atau asupan yang dibutuhkan untuk menghasilkan energi. Namun, berdasarkan penelitian, puasa justru memberi efek positif bagi kesehatan pelakunya.
Ketika berpuasa, pola makan mengalami perubahan dibanding ketika tidak berpuasa, sehingga terjadi banyak perubahan pada tubuh, dari sistem pencernaan hingga otak. Dalam studi yang dilakukan National Institute on Aging, ditemukan fakta misterius bahwa pengurangan selang waktu makanan (berpuasa) dapat melindungi otak dari penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Peneliti menjelaskan, pembatasan diet dapat merangsang produksi neuron baru dari sel induk (neurogenesis), dan dapat meningkatkan plastisitas sinaptik yang dapat meningkatkan kemampuan otak dalam melawan penuaan serta memulihkan cedera fungsi lanjutan. Karenanya, meningkatkan interval antara waktu makan dapat bermanfaat bagi otak, bahkan ketika jumlah makanan meningkat dan tak ada penurunan asupan kalori.
Di sisi lain, tingkat gula darah yang rendah selama berpuasa dapat mengunci otak ke dalam tahapan tidur nyenyak. Puasa meningkatkan kualitas dan mengintensifkan kedalaman tidur. Hal itu akan berdampak baik karena proses perbaikan tubuh dan otak terjadi selama tidur. Karena itu pula, tidur dalam jumlah sedikit ketika di bulan puasa (Ramadhan) terasa lebih menyegarkan bahkan memuaskan, dibanding tidur di waktu-waktu biasanya.
Hmm… bagaimana menurutmu?
Ketika berpuasa, pola makan mengalami perubahan dibanding ketika tidak berpuasa, sehingga terjadi banyak perubahan pada tubuh, dari sistem pencernaan hingga otak. Dalam studi yang dilakukan National Institute on Aging, ditemukan fakta misterius bahwa pengurangan selang waktu makanan (berpuasa) dapat melindungi otak dari penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson.
Peneliti menjelaskan, pembatasan diet dapat merangsang produksi neuron baru dari sel induk (neurogenesis), dan dapat meningkatkan plastisitas sinaptik yang dapat meningkatkan kemampuan otak dalam melawan penuaan serta memulihkan cedera fungsi lanjutan. Karenanya, meningkatkan interval antara waktu makan dapat bermanfaat bagi otak, bahkan ketika jumlah makanan meningkat dan tak ada penurunan asupan kalori.
Di sisi lain, tingkat gula darah yang rendah selama berpuasa dapat mengunci otak ke dalam tahapan tidur nyenyak. Puasa meningkatkan kualitas dan mengintensifkan kedalaman tidur. Hal itu akan berdampak baik karena proses perbaikan tubuh dan otak terjadi selama tidur. Karena itu pula, tidur dalam jumlah sedikit ketika di bulan puasa (Ramadhan) terasa lebih menyegarkan bahkan memuaskan, dibanding tidur di waktu-waktu biasanya.
Hmm… bagaimana menurutmu?