Mengapa Kurang Tidur Bikin Orang Mudah Marah?

Ilustrasi/istimewa

Kurang tidur dan kelelahan sering kali mengubah orang yang biasanya ramah dan menyenangkan jadi mudah marah dan menyebalkan. Mengapa itu bisa terjadi?

Penelitian yang pernah dilakukan untuk hal ini menunjukkan bahwa kurang tidur akan menyebabkan kontrol diri dan kemampuan berpikir jernih berkurang. Selain itu, kurang tidur juga akan mengurangi kemampuan tubuh dalam menghadapi stres.

Makin sedikit waktu istirahat, makin sulit bagi kita untuk menilai mana yang benar dan salah. Karenanya, orang yang sering kurang tidur jadi lebih rentan depresi.

Saat kurang tidur, proses berpikir, mengingat, dan belajar menjadi terganggu. Hal itu akan menyebabkan suasana hati seseorang menjadi kacau, sehingga perilaku yang muncul jadi mudah tersinggung. Mereka juga menjadi sulit membuat keputusan.

Barry Krakow, seorang pakar masalah tidur, menyatakan, “Saat tidur, tubuh sebenarnya sedang menabung energi. Pada level sel, terjadi proses perbaikan. Jika proses itu terganggu, kita tidak dapat melakukan hal yang kita inginkan, baik secara fisik maupun mental.”

Sementara Christopher Winter, Direktur Medis Sleep Medicine Center Martha Jefferson Hospital, menyatakan bahwa penelitian menunjukkan adanya peningkatan aktivitas amigdala saat waktu tidur berkurang. Amigdala adalah bagian otak yang mengatur emosi, seperti rasa marah.

“Cara otak berkomunikasi dengan amigdala setelah kurang tidur dalam jangka panjang bukan hanya mendorong munculnya emosi negatif,” ujar Christopher Winter, “tapi juga membuat kita tak mampu mengendalikan perasaan buruk.”

Pada anak-anak, kurang tidur juga akan mengganggu kontrol mereka terhadap emosi dan sifat impulsif. Anak-anak yang kelelahan dan kurang tidur pada umumnya lebih sering mengamuk (tantrum) dibanding anak yang cukup tidur.

Hmm… bagaimana menurutmu?