Apakah Penis Bisa Patah?
https://www.belajarsampaimati.com/2013/11/apakah-penis-bisa-patah.html
Ilustrasi/blog.angsamerah.com |
Istilah patah (fracture) sebenarnya kurang tepat jika ditujukan untuk penis, karena tidak memiliki jaringan tulang. Namun, suara mirip patahan, rasa sakit yang hebat, serta luka memar dan bengkak yang ditimbulkan memang mirip kejadian patah pada tulang. Penis bisa patah jika definisi “patah” yang dimaksud seperti itu.
Pada dasarnya, penis patah terjadi karena adanya trauma pada bagian corpus cavernousum, lapisan silinder yang terdapat di dalam penis. Corpus cavernousum mengandung jaringan ereksi mirip spons, yang tugasnya menampung darah selama ereksi. Meski sangat jarang, sejak tahun 1935-2001 di seluruh dunia tercatat ada 1.331 kasus penis patah yang dilaporkan. Biasanya, kejadian itu menimpa remaja laki-laki, karena biasanya ereksi pada usia mereka masih keras dan kaku.
Drogo Montague, MD, ahli urologi dari Cleveland Clinic, AS, menjelaskan bahwa ketika patah (fracture), penis akan terlihat hitam kebiruan, yang disertai rasa sakit. Menurutnya, kasus penis patah paling sering terjadi karena seorang pria terlalu “heboh” atau bersemangat saat melakukan penetrasi. “Wanita yang bergerak terlalu bersemangat saat berada di posisi woman on top juga bisa menyebabkan penis patah,” ujarnya.
Dr. Darius Paduch, ahli urulogi dari New York Presbyterian-Weill Cornell Medical Center, sepakat dengan Drogo Montague, bahwa penis patah sering kali terjadi saat aktivitas seksual dilakukan. Ia menyatakan, “Kebanyakan kasus penis patah yang dilaporkan terjadi saat posisi woman on top. Ada juga kejadian hubungan seks dilakukan saat wanita duduk di meja dengan posisi pria menghadap langsung, tapi penis salah dimasukkan dan mengenai meja.”
Selain aktivitas seksual yang terlalu bersemangat, berguling di tempat tidur dengan posisi penis sedang ereksi saat pria dalam posisi tidur juga diduga bisa menyebabkan penis fraktur. Kejadian penis patah juga pernah dilaporkan akibat seorang pria terburu-buru berpakaian saat penisnya masih dalam kondisi tegang.
Lalu bagaimana mengatasi kejadian semacam itu? Menurut Darius Paduch, penis patah tidak bisa diobati hanya dengan mengompres dengan es. Penderita harus segera berobat ke dokter, karena operasi adalah terapi pengobatan yang paling tepat untuk kondisi tersebut. Sebuah penelitian menyebutkan, dari sembilan pria yang melakukan operasi, mayoritas mendapat kesembuhan dan bisa ereksi dengan normal pascaoperasi.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Pada dasarnya, penis patah terjadi karena adanya trauma pada bagian corpus cavernousum, lapisan silinder yang terdapat di dalam penis. Corpus cavernousum mengandung jaringan ereksi mirip spons, yang tugasnya menampung darah selama ereksi. Meski sangat jarang, sejak tahun 1935-2001 di seluruh dunia tercatat ada 1.331 kasus penis patah yang dilaporkan. Biasanya, kejadian itu menimpa remaja laki-laki, karena biasanya ereksi pada usia mereka masih keras dan kaku.
Drogo Montague, MD, ahli urologi dari Cleveland Clinic, AS, menjelaskan bahwa ketika patah (fracture), penis akan terlihat hitam kebiruan, yang disertai rasa sakit. Menurutnya, kasus penis patah paling sering terjadi karena seorang pria terlalu “heboh” atau bersemangat saat melakukan penetrasi. “Wanita yang bergerak terlalu bersemangat saat berada di posisi woman on top juga bisa menyebabkan penis patah,” ujarnya.
Dr. Darius Paduch, ahli urulogi dari New York Presbyterian-Weill Cornell Medical Center, sepakat dengan Drogo Montague, bahwa penis patah sering kali terjadi saat aktivitas seksual dilakukan. Ia menyatakan, “Kebanyakan kasus penis patah yang dilaporkan terjadi saat posisi woman on top. Ada juga kejadian hubungan seks dilakukan saat wanita duduk di meja dengan posisi pria menghadap langsung, tapi penis salah dimasukkan dan mengenai meja.”
Selain aktivitas seksual yang terlalu bersemangat, berguling di tempat tidur dengan posisi penis sedang ereksi saat pria dalam posisi tidur juga diduga bisa menyebabkan penis fraktur. Kejadian penis patah juga pernah dilaporkan akibat seorang pria terburu-buru berpakaian saat penisnya masih dalam kondisi tegang.
Lalu bagaimana mengatasi kejadian semacam itu? Menurut Darius Paduch, penis patah tidak bisa diobati hanya dengan mengompres dengan es. Penderita harus segera berobat ke dokter, karena operasi adalah terapi pengobatan yang paling tepat untuk kondisi tersebut. Sebuah penelitian menyebutkan, dari sembilan pria yang melakukan operasi, mayoritas mendapat kesembuhan dan bisa ereksi dengan normal pascaoperasi.
Hmm… ada yang mau menambahkan?