Minum Susu Sebelum Tidur Mengakibatkan Pilek dan Sembelit
https://www.belajarsampaimati.com/2013/10/minum-susu-sebelum-tidur-mengakibatkan.html
Ilustrasi/jawapos.com |
Anak-anak biasanya menyukai susu dan makanan manis. Mereka juga senang mencelupkan kue kering ke dalam segelas susu, lalu menikmatinya. Sebaiknya, hindarkan anak kecil dari perilaku semacam itu setelah makan malam atau menjelang tidur, karena dapat memicu timbulnya berbagai gangguan kesehatan yang disebut “Milk and Cookie Disease”.
Istilah “Milk and Cookie Disease” atau “penyakit susu dan kue kering” adalah istilah yang diciptakan Dr. Julie L. Wei, seorang otolaryngologist di Nemours Children’s Hospital Florida, Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun, Dr. Julie Wei telah menghadapi pasien anak yang sebenarnya sehat, namun mengalami hidung tersumbat dan pilek kronis, batuk, sakit tenggorokan, sembelit, serta kelelahan. Anehnya, mereka tidak sembuh setelah diberi resep obat. Dr. Julie Wei juga menemukan, dalam banyak kasus, pasiennya banyak makan olahan susu dan gula sepanjang hari, serta ngemil sebelum tidur. Kemungkinan, makanan itu menggenang di lambung, lalu naik ke kerongkongan dan tenggorokan. Lalu terjadilah reflux, gejala seperti pilek dan alergi, serta gangguan tidur.
Berdasarkan pengamatan tersebut, Dr. Julie Wei menganjurkan pasiennya untuk tidak mengonsumsi susu dan gula sebelum tidur. Ternyata, setelah menuruti anjuran itu, gejala-gejala penyakit tadi berkurang. “Karena itulah saya menyebutnya Milk and Cookie Disease, karena saya yakin banyak anak mengalami gejala-gejala tersebut karena alasan yang sama,” kata Dr. Wei.
Anak-anak kini lebih banyak ngemil daripada makan berat. Menurut survei American Dietetic Association Foundation, sekitar 25 persen anak ngemil setelah makan malam. Dr. Wei memperkirakan 50-75 persen anak menderita Milk and Cookie Disease, mengonsumsi banyak olahan susu dan gula, serta ngemil sebelum tidur. Mereka sebenarnya sehat, namun mengalami gejala tersebut tanpa alasan medis lain.
Ia menganjurkan, kalau anak mengalami Milk and Cookies Disease, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah membuat jurnal makanan anak. Banyak orangtua terkejut melihat banyaknya olahan susu dan gula yang dikonsumsi si kecil setiap hari, setelah mereka mulai mencatat. Kemudian, hentikan kebiasaan ngemil 90 menit sampai 2 jam sebelum tidur, untuk mencegah makanan menggenang di lambung. Jangan berikan susu, jus, soda, serta camilan dengan olahan susu dan gula. Berikanlah air putih saja.
Kalau si kecil masih lapar setelah makan malam, jangan berikan semangkuk sereal. Sebagai gantinya, berikan makanan menyehatkan seperti pisang atau cracker gandum utuh, yang tidak begitu asam di lambung. Jika anak mengalami sembelit, berikan makanan seimbang yang kaya serat, seperti buah, sayur, dan gandum utuh. Obat pencahar dapat membantu sementara. Namun, jika anak tak juga membaik, berobatlah ke dokter.
Hmm… bagaimana menurutmu?
Istilah “Milk and Cookie Disease” atau “penyakit susu dan kue kering” adalah istilah yang diciptakan Dr. Julie L. Wei, seorang otolaryngologist di Nemours Children’s Hospital Florida, Amerika Serikat.
Selama bertahun-tahun, Dr. Julie Wei telah menghadapi pasien anak yang sebenarnya sehat, namun mengalami hidung tersumbat dan pilek kronis, batuk, sakit tenggorokan, sembelit, serta kelelahan. Anehnya, mereka tidak sembuh setelah diberi resep obat. Dr. Julie Wei juga menemukan, dalam banyak kasus, pasiennya banyak makan olahan susu dan gula sepanjang hari, serta ngemil sebelum tidur. Kemungkinan, makanan itu menggenang di lambung, lalu naik ke kerongkongan dan tenggorokan. Lalu terjadilah reflux, gejala seperti pilek dan alergi, serta gangguan tidur.
Berdasarkan pengamatan tersebut, Dr. Julie Wei menganjurkan pasiennya untuk tidak mengonsumsi susu dan gula sebelum tidur. Ternyata, setelah menuruti anjuran itu, gejala-gejala penyakit tadi berkurang. “Karena itulah saya menyebutnya Milk and Cookie Disease, karena saya yakin banyak anak mengalami gejala-gejala tersebut karena alasan yang sama,” kata Dr. Wei.
Anak-anak kini lebih banyak ngemil daripada makan berat. Menurut survei American Dietetic Association Foundation, sekitar 25 persen anak ngemil setelah makan malam. Dr. Wei memperkirakan 50-75 persen anak menderita Milk and Cookie Disease, mengonsumsi banyak olahan susu dan gula, serta ngemil sebelum tidur. Mereka sebenarnya sehat, namun mengalami gejala tersebut tanpa alasan medis lain.
Ia menganjurkan, kalau anak mengalami Milk and Cookies Disease, ada beberapa langkah yang bisa dilakukan. Salah satunya adalah membuat jurnal makanan anak. Banyak orangtua terkejut melihat banyaknya olahan susu dan gula yang dikonsumsi si kecil setiap hari, setelah mereka mulai mencatat. Kemudian, hentikan kebiasaan ngemil 90 menit sampai 2 jam sebelum tidur, untuk mencegah makanan menggenang di lambung. Jangan berikan susu, jus, soda, serta camilan dengan olahan susu dan gula. Berikanlah air putih saja.
Kalau si kecil masih lapar setelah makan malam, jangan berikan semangkuk sereal. Sebagai gantinya, berikan makanan menyehatkan seperti pisang atau cracker gandum utuh, yang tidak begitu asam di lambung. Jika anak mengalami sembelit, berikan makanan seimbang yang kaya serat, seperti buah, sayur, dan gandum utuh. Obat pencahar dapat membantu sementara. Namun, jika anak tak juga membaik, berobatlah ke dokter.
Hmm… bagaimana menurutmu?