Makanlah Lebih Sedikit, dan Hiduplah Lebih Lama
https://www.belajarsampaimati.com/2013/10/makanlah-lebih-sedikit-dan-hiduplah.html
Ilustrasi/yesdok.com |
Cara mudah dan sehat untuk bisa panjang umur atau hidup lebih lama adalah dengan makan dalam jumlah sedikit. Pepatah lama yang terkenal menyatakan, “Diet yang bagus lebih menyembuhkan dibanding dokter.” Pepatah itu telah dibuktikan dari banyak studi yang dilakukan, yang kesemuanya mendukung tesis awal, “Makan sedikit, dan hidup lebih lama.”
Penelitian terbaru menyangkut objek ini dilakukan oleh tim peneliti dari Cina, yang dipimpin Zhao Liping, profesor spesialis mikrobiologi di Shanghai Jiao Tong University. Dalam penelitian itu terungkap bahwa pembatasan kalori dapat mendorong pertumbuhan bakteri usus, yang dikaitkan dengan peningkatan rentang hidup pada tikus.
Dalam studi itu, sekelompok tikus diberi makanan tinggi lemak dan rendah lemak, sebagian lagi diberi makanan sebanyak yang mereka inginkan (free-feeding), sementara yang lainnya lagi diberi makanan dengan aturan di bawah pembatasan kalori (hanya diberi 70 persen makanan dari kelompok free-feeding).
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications itu menunjukkan, kelompok yang dibatasi kalorinya dan rendah lemak berumur lebih panjang. Sementara tikus yang makan makanan berlemak tinggi sebanyak mereka mau justru berumur lebih pendek. Artinya, pemotongan kalori dapat membantu dalam memperpanjang umur.
Berkaitan dengan studi tersebut, analisis dari kotoran tikus menunjukkan bahwa bakteri menguntungkan berkorelasi positif dengan rentang hidup dan diperkaya oleh pembatasan kalori, sementara bakteri yang berkorelasi negatif dengan rentang hidup jadi berkurang dengan pembatasan.
Profesor Zhao Liping menyatakan, “Penelitian ilmiah telah menunjukkan hasil bahwa pembatasan kalori meningkatkan rentang hidup, meski belum bisa menjawab mengapa dan bagaimana. Yang jelas, penelitian ini memberikan sudut pandang baru yang menjelaskan hubungan antara pembatasan kalori dan rentang hidup, bahwa pembatasan kalori mungkin memberi efek dengan mengubah bakteri usus.”
Sebelumnya, pada 1935, ahli biokimia Amerika Serikat dan ahli nutrisi, Clive M. McCay, menunjukkan bahwa pembatasan kalori meningkatkan rentang hidup pada tikus, dan penelitiannya memicu penelitian lebih lanjut yang dilakukan para ilmuwan lain. Dari berbagai percobaan yang dilakukan, para ilmuwan meneliti hubungan antara pembatasan kalori dan umur panjang yang dites pada zebra, ikan, laba-laba, anjing, monyet, hingga orangutan.
Meski pembatasan kalori—atau pengurangan makanan—telah diketahui memiliki korelasi dengan tingkat kesehatan, namun tentu prasyarat panjang umur tidak hanya itu. Seperti yang dikatakan oleh Profesor Zhao sendiri, “Meski kami menemukan hubungan yang ada antara asupan kalori, bakteri usus, bakteri, dan rentang kehidupan, namun ini jelas bukan satu-satunya faktor yang menentukan rentang hidup.”
Hmm… bagaimana menurutmu?
Penelitian terbaru menyangkut objek ini dilakukan oleh tim peneliti dari Cina, yang dipimpin Zhao Liping, profesor spesialis mikrobiologi di Shanghai Jiao Tong University. Dalam penelitian itu terungkap bahwa pembatasan kalori dapat mendorong pertumbuhan bakteri usus, yang dikaitkan dengan peningkatan rentang hidup pada tikus.
Dalam studi itu, sekelompok tikus diberi makanan tinggi lemak dan rendah lemak, sebagian lagi diberi makanan sebanyak yang mereka inginkan (free-feeding), sementara yang lainnya lagi diberi makanan dengan aturan di bawah pembatasan kalori (hanya diberi 70 persen makanan dari kelompok free-feeding).
Hasil penelitian yang dipublikasikan di Nature Communications itu menunjukkan, kelompok yang dibatasi kalorinya dan rendah lemak berumur lebih panjang. Sementara tikus yang makan makanan berlemak tinggi sebanyak mereka mau justru berumur lebih pendek. Artinya, pemotongan kalori dapat membantu dalam memperpanjang umur.
Berkaitan dengan studi tersebut, analisis dari kotoran tikus menunjukkan bahwa bakteri menguntungkan berkorelasi positif dengan rentang hidup dan diperkaya oleh pembatasan kalori, sementara bakteri yang berkorelasi negatif dengan rentang hidup jadi berkurang dengan pembatasan.
Profesor Zhao Liping menyatakan, “Penelitian ilmiah telah menunjukkan hasil bahwa pembatasan kalori meningkatkan rentang hidup, meski belum bisa menjawab mengapa dan bagaimana. Yang jelas, penelitian ini memberikan sudut pandang baru yang menjelaskan hubungan antara pembatasan kalori dan rentang hidup, bahwa pembatasan kalori mungkin memberi efek dengan mengubah bakteri usus.”
Sebelumnya, pada 1935, ahli biokimia Amerika Serikat dan ahli nutrisi, Clive M. McCay, menunjukkan bahwa pembatasan kalori meningkatkan rentang hidup pada tikus, dan penelitiannya memicu penelitian lebih lanjut yang dilakukan para ilmuwan lain. Dari berbagai percobaan yang dilakukan, para ilmuwan meneliti hubungan antara pembatasan kalori dan umur panjang yang dites pada zebra, ikan, laba-laba, anjing, monyet, hingga orangutan.
Meski pembatasan kalori—atau pengurangan makanan—telah diketahui memiliki korelasi dengan tingkat kesehatan, namun tentu prasyarat panjang umur tidak hanya itu. Seperti yang dikatakan oleh Profesor Zhao sendiri, “Meski kami menemukan hubungan yang ada antara asupan kalori, bakteri usus, bakteri, dan rentang kehidupan, namun ini jelas bukan satu-satunya faktor yang menentukan rentang hidup.”
Hmm… bagaimana menurutmu?