Ternyata, Kebohongan Bisa Dideteksi Lewat E-Mail

Ternyata, Kebohongan Bisa Dideteksi Lewat E-Mail
Ilustrasi/istimewa
Ada temuan yang cukup mengejutkan dari penelitian yang dilakukan oleh para ahli di Universitas Carnegie Mellon, Pennsylvania, bahwa kita bisa mendeteksi kebohongan seseorang melalui e-mail yang ditulisnya. Temuan ini sejalan dengan beberapa kajian lain yang sebelumnya telah dilakukan para pakar di Amerika Serikat.

Menurut hasil penelitian yang dipublikasikan di jurnal Scientific American itu, orang-orang yang berusaha menyembunyikan kebenaran—dengan kata lain, berbohong—lebih sering menggunakan kata-kata yang bersayap, dan tidak banyak menggunakan kata “saya”, baik sebagai subjek atau pun objek dalam kalimat.

Orang-orang yang tidak ingin menyampaikan kebenaran juga cenderung menulis e-mail yang lebih banyak dan lebih panjang, setidaknya lebih panjang dari e-mail yang biasa mereka tulis.

Penelitian itu diikuti oleh 62 orang dewasa yang mengaku menyembunyikan rahasia besar dalam hidup mereka, mulai dari selingkuh, rahasia keluarga, hingga rahasia lain yang terkait dengan pekerjaan atau kasus hukum.

Sebelumnya, tim yang dipimpin James Pennebaker itu mengkaji bahasa yang dipakai politisi dan pejabat publik. Menurut Pennebaker, Presiden George W. Bush tidak sering menggunakan kata ganti “saya” beberapa bulan menjelang invasi ke Irak. Hal yang sama dilakukan Presiden Harry Truman sebelum Amerika menjatuhkan bom atom di Hiroshima.

Dari fakta itulah kemudian James Pennebaker bersama timnya melakukan studi dengan responden orang lain yang mereka teliti secara khusus melalui e-mail, dan menghasilkan kesimpulan sebagaimana yang tertulis di atas.

Hmm… bagaimana menurutmu?

Related

Studi 4974573198036596127

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item