Mengapa Susunan Lampu Lalu Lintas Meletakkan Warna Merah di Tempat Teratas, dan Hijau di Tempat Terbawah?
https://www.belajarsampaimati.com/2013/05/mengapa-susunan-lampu-lalu-lintas.html
Ilustrasi/istimewa |
Kemudian, ketika lalu lintas jalan raya semakin ramai, pengaturan lalu lintas mulai dipikirkan, dan lahirlah lampu lalu lintas. Semula, lampu itu berupa dua lampu gas berwarna merah dan hijau. Petugas khusus akan bekerja di perempatan dengan menenteng salah satu lampu tersebut. Jika dia mengangkat lampu hijau, pengendara boleh jalan. Bila yang diangkat lampu merah, semua kendaraan berhenti.
Cara semacam itu kemudian dihentikan setelah seorang polisi di London tewas ketika sedang bertugas, akibat lampu gas yang meledak. Sebagai gantinya, ditemukanlah lampu pengatur lalu lintas secara otomatis, berupa warna hijau dan merah. Lampu lalu lintas yang diakui pertama di dunia adalah yang dipasang di Euclid Avenue di Cleveland, Ohio, pada tahun 1914.
Semula, lampu pengatur lalu lintas meniru konfigurasi sinyal pengatur kereta api, yaitu berbentuk horisontal—hijau di sebelah kanan, dan merah di sebelah kiri.
Konfigurasi semacam itu bahkan masih dipakai sampai tahun 1950-an. Sampai kemudian, dengan pertimbangan keselamatan, posisinya diubah menjadi vertikal. Lampu merah diletakkan di bagian atas, dan lampu hijau di bawahnya. Ketika lampu kuning ditemukan, lampu kuning diletakkan di bagian tengah.
Rancangan berbentuk vertikal itu dimaksudkan untuk memudahkan penderita buta warna. Merah dalam lampu lalu lintas memiliki sedikit warna oranye, sedangkan hijau memiliki sedikit warna biru. Dengan posisi vertikal—merah di bagian atas dan hijau di bagian bawah—penderita buta warna lebih mudah dalam membedakannya.
Hmm… ada yang mau menambahkan?