Mengapa Situs Kuno Sering Terkubur di Dalam Tanah?
Meski arkeolog juga menemukan peninggalan kuno yang masih terletak di permukaan tanah atau tidak jauh dari permukaan tanah, namun ada cukup...
https://www.belajarsampaimati.com/2013/04/mengapa-situs-kuno-sering-terkubur-di.html
Meski arkeolog juga menemukan peninggalan kuno yang masih terletak di permukaan tanah atau tidak jauh dari permukaan tanah, namun ada cukup banyak puing-puing kuno yang telah terkubur tanah—bisa berupa kota kuno, benteng, pekuburan, pertambangan, atau lainnya. Puing-puing yang terkubur tanah bisa terjadi karena beberapa faktor.
Faktor pertama, debu yang tertiup angin (dalam arkeologi disebut debu Aeoli atau Aeolin dust) sedikit demi sedikit menutupi, hingga akhirnya menimbun artefak. Debu Aeoli bisa berasal dari debu vulkanik yang terembus angin, atau debu biasa dari tanah sekitar.
Faktor kedua, tanah yang terbawa aliran air bisa mengendap, terkumpul, dan akhirnya menimbun artefak. Hujan yang mengangkut lumpur dari tempat lebih tinggi juga sering dianggap sebagai penyebab, namun situs yang terletak di bantaran sungai juga bisa tertimbun pasir dan lempung setelah banjir besar.
Faktor-faktor lainnya bisa berupa bencana alam yang menyebabkan penimbunan, struktur buatan manusia yang runtuh oleh berbagai sebab, atau bisa pula karena penimbunan itu dilakukan oleh peradaban kuno itu sendiri, sehingga situs yang kita temukan di zaman sekarang terkubur di dalam tanah.
Hmm… ada yang mau menambahkan?