Mengapa Batu Bisa Bergerak Sendiri?
https://www.belajarsampaimati.com/2013/03/mengapa-batu-bisa-bergerak-sendiri.html
Ilustrasi/okezone.com |
Di wilayah Death Valley, California, Amerika Serikat, ada batu-batu besar yang tampak bergerak pelan, tanpa digerakkan siapa pun, dan melintasi padang pasir. Beberapa batu yang bergerak sendiri itu ada yang beratnya mencapai 100 kilogram, dan batu-batu itu bergerak sedikit demi sedikit secara aneh, dalam pola garis lurus melintasi permukaan lembah yang datar. “Perjalanan” batu-batu itu tercatat mencapai 318 meter per tahun.
Fenomena batu-batu bergerak itu masih cukup membingungkan, bahkan bagi dunia ilmu pengetahuan. Beberapa ahli meyakini, fenomena itu disebabkan sejumlah kondisi cuaca khusus yang datang bersamaan. Penelitian menunjukkan, sebuah kombinasi dari angin berkecepatan 90 meter per jam, pembentukan es pada malam hari, dan lapisan tipis tanah liat pada permukaan padang pasir, membantu pergerakan batu-batu itu.
Death Valley adalah daerah terendah di AS, berada 84 meter di bawah permukaan laut, dengan cuaca yang panasnya rata-rata 50 derajat Celcius. Wilayah itu hampir seluruhnya rata, dan tercatat menjadi tempat terpanas kedua di dunia dengan temperatur mencapai 58 derajat Celsius.
Pada tahun 1990-an, sebuah studi sekelompok ilmuwan yang dipimpin Profesor John Reid dari Hampshire College, Massachusetts, AS, mencoba menjelaskan pergerakan batu-batu itu. Studi tersebut menyimpulkan, batu-batu itu mungkin bergerak ketika menyatu dengan lapisan pembentukan es pada permukaan pasir saat malam hari. Ketika pasir meleleh, batu-batu itu juga ikut bergerak bersama es dan angin, sehingga membentuk pola-pola pergerakan tersebut.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Fenomena batu-batu bergerak itu masih cukup membingungkan, bahkan bagi dunia ilmu pengetahuan. Beberapa ahli meyakini, fenomena itu disebabkan sejumlah kondisi cuaca khusus yang datang bersamaan. Penelitian menunjukkan, sebuah kombinasi dari angin berkecepatan 90 meter per jam, pembentukan es pada malam hari, dan lapisan tipis tanah liat pada permukaan padang pasir, membantu pergerakan batu-batu itu.
Death Valley adalah daerah terendah di AS, berada 84 meter di bawah permukaan laut, dengan cuaca yang panasnya rata-rata 50 derajat Celcius. Wilayah itu hampir seluruhnya rata, dan tercatat menjadi tempat terpanas kedua di dunia dengan temperatur mencapai 58 derajat Celsius.
Pada tahun 1990-an, sebuah studi sekelompok ilmuwan yang dipimpin Profesor John Reid dari Hampshire College, Massachusetts, AS, mencoba menjelaskan pergerakan batu-batu itu. Studi tersebut menyimpulkan, batu-batu itu mungkin bergerak ketika menyatu dengan lapisan pembentukan es pada permukaan pasir saat malam hari. Ketika pasir meleleh, batu-batu itu juga ikut bergerak bersama es dan angin, sehingga membentuk pola-pola pergerakan tersebut.
Hmm… ada yang mau menambahkan?