Bagaimana Radiasi Nuklir Membunuh Kita?
https://www.belajarsampaimati.com/2013/03/bagaimana-radiasi-nuklir-membunuh-kita.html
Ilustrasi/tribratanews.polri.go.id |
Dalam jangka pendek, radiasi nuklir berjumlah besar dapat menyebabkan Sindrom Radiasi Akut (ARS) atau keracunan radiasi. Tingkat keganasan gejala ARS tergantung pada tingkat paparan yang mengenai kita. Cara mengukur dosis radiasi bisa menggunakan satuan unit Grays (Gy). Rata-rata paparan radiasi selama beberapa detik dari pemeriksaan dengan sinar X adalah 0,0014 Gy. Ini termasuk dosis rendah yang disarankan.
Jika tubuh kita terkena radiasi nuklir dosis rendah, dalam kisaran 0,35 Gy, kita akan terserang flu. Efek samping lain bisa mengalami pusing, mual, muntah, lemas, dan demam.
Jika kita terkena dosis yang lebih tinggi, sekitar 1 hingga 2 Gy, sel darah mulai mati. Sistem imunitas tubuh akan menurun akibat kekurangan sel darah putih, sementara kekurangan trombosit membuat pendarahan tidak terkontrol, dan anemia akibat menurunnya sel darah merah menjadi ancaman selanjutnya. Tapi, kondisi pada tahap ini masih bisa dipulihkan, dengan transfusi darah dan obat antibiotik.
Jika kita menerima paparan radiasi lebih dari 2 Gy, kita akan mengalami luka terbakar yang aneh pada kulit. Kondisi itu disebut radiodermatitis akut. Dampaknya termasuk bercak merah, kulit mengelupas, dan bisa pula melepuh. Kondisi buruk itu diperkirakan muncul dalam waktu 24 jam.
Jika kita terkena paparan radiasi antara 4 hingga 8 Gy, akibatnya bisa fatal. Namun, tingkat kematian masih bervariasi tergantung tingkat paparan. Pada level ini, orang yang terpapar radiasi akan mengalami muntah, diare, pening, dan demam. Tanpa perawatan, si korban hanya tinggal menunggu maut dalam beberapa minggu setelah terkena paparan.
Jika paparan radiasinya lebih besar, antara 8 hingga 30 Gy, korban akan mengalami mual. Dalam waktu satu jam, korban akan mengalami diare parah, dan biasanya akan meninggal dalam dua hari hingga dua minggu.
Kondisi fatal ini pernah terjadi. Louis Slotin, seorang ahli fisika, meninggal karena ARS ketika sedang bekerja untuk Manhattan Project pada 1946. Dia terkena paparan radiasi dengan dosis yang diperkirakan 10 Gy dari sinar gamma dan sinar X. Akibatnya, dia pun tak bisa bertahan hidup. Bahkan pengobatan modern seperti transplantasi sumsum tulang belakang juga tidak bisa menyelamatkannya.
Kemudian, jika paparannya lebih besar dari 30 Gy, korban akan mengalami kerusakan sistem saraf. Dalam hitungan menit, korban akan menderita muntaber parah, pening, pusing, hingga pingsan. Selain mengalami kejang dan tremor, korban juga akan kehilangan kontrol gerak otot. Hanya dalam waktu 48 jam, radiasi nuklir itu akan membawa korban pada kematian.
Meski akibat fatal terjadi karena paparan dosis tinggi, namun paparan radiasi dosis rendah juga perlu diwaspadai, karena tidak kalah berbahaya, dan bisa mengakibatkan si korban terbunuh perlahan-lahan.
Hmm… ada yang mau menambahkan?