Benarkah Kantong Plastik Mengandung Zat Kimia Berbahaya?

![]() |
Ilustrasi/liputan6.com |
Selain itu, dalam proses daur ulang, produsen juga (sering kali) tidak memperhatikan riwayatnya—apakah plastik itu bekas digunakan untuk membungkus pestisida, limbah rumah sakit, kotoran hewan, kotoran manusia, atau limbah logam berat. Karenanya, BPOM pun meminta masyarakat agar tidak menggunakan kantong kresek sebagai wadah makanan, terutama makanan siap santap. Selain diragukan kebersihannya, kantong kresek berwarna dikhawatirkan mengandung zat karsinogen, yang dalam pemakaian jangka panjang bisa memicu kanker.
Bahan kimia pada plastik kresek tidak hanya mudah terurai, namun juga berpindah ketika terkena makanan panas, mengandung asam, cuka, vitamin C, berminyak, atau berlemak. Karena itu pulalah Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor dan Institut Pertanian Bogor (IPB) mengimbau agar daging kurban tidak dimasukkan dalam kantong kresek, terutama yang berwarna hitam.
Sebenarnya, selain kantong plastik kresek, kemasan plastik berbahan polivinil klorida (PVC) dan kemasan makanan styrofoam juga berisiko melepaskan bahan kimia berbahaya. Karena itu, sebaiknya hindari menggunakan kemasan makanan yang mengandung PVC sebagai wadah makanan panas, berminyak, berlemak, atau mengandung alkohol.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
d bungkus daun pisang aj gan biar kyk jaman dulu mbah" kita
BalasHapusBetul. Sayangnya pohon pisang sekarang makin jarang, dan daun pisang makin langka.
BalasHapus