Mengapa Keju Swiss Memiliki Lubang?
Ilustrasi/wowkeren.com Keju Swiss, atau Swiss cheese, adalah sebutan untuk keju di Amerika bagian utara. Keju itu memiliki penampilan khas, ...
https://www.belajarsampaimati.com/2012/12/mengapa-keju-swiss-memiliki-lubang.html
 |
| Ilustrasi/wowkeren.com |
Keju Swiss, atau Swiss cheese, adalah sebutan untuk keju di Amerika bagian utara. Keju itu memiliki penampilan khas, berbentuk kotak tebal, rasanya gurih namun tidak terlalu tajam, dan berlubang. Meski ada keju Swiss yang tidak berlubang (disebut blind), namun keju Swiss lebih dikenal karena bentuknya yang berlubang, karena rasanya dianggap lebih enak.
Keju memiliki ciri khas padat dan lembut, serta berwarna kuning. Warna kuningnya dihasilkan oleh proses fermentasi. Makanan yang berasal dari susu itu berubah bentuk menjadi padat karena bantuan bakteri. Semua keju mengandung bakteri yang membentuk asam laktat, yang selama proses fermentasi mengubah susu menjadi keju. Bahkan rasanya yang khas juga berasal dari bakteri.
Setiap keju mengandung bakteri yang berbeda. Dalam pembuatan keju Swiss, bakteri yang digunakan adalah Streptococcus thermophilus, Lactobacillus, dan Propionibacterium shermani. Bakteri tersebut mampu mengubah susu menjadi kental, yang lalu diletakkan dalam cetakan keju, kemudian direndam dalam air garam. Setelah itu, olahan keju akan disimpan di tempat yang bersuhu 26,7 derajat Celcius, dan dibiarkan matang.
Selama proses itu, bakteri Propionibacterium shermani akan melepaskan karbondioksida dan membentuk asam laktat, serta membentuk gelembung-gelembung di dalam keju. Gelembung itu tidak hilang begitu saja. Setelah pecah, gelembung itu akan membentuk kantung udara kecil atau lubang-lubang. Tekstur berlubang itulah yang kemudian menjadi ciri khas keju Swiss.
Ukuran lubang itu juga dapat diatur pada waktu pembuatannya. Untuk hal itu, yang paling berpengaruh adalah suhu, keasaman, dan lamanya proses penyimpanan. Pada tahun 2000, FDA (Food and Drugs Administration) menetapkan dan mengatur besar diameter lubang pada keju Swiss sekitar 2,54 sentimeter.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
Keju memiliki ciri khas padat dan lembut, serta berwarna kuning. Warna kuningnya dihasilkan oleh proses fermentasi. Makanan yang berasal dari susu itu berubah bentuk menjadi padat karena bantuan bakteri. Semua keju mengandung bakteri yang membentuk asam laktat, yang selama proses fermentasi mengubah susu menjadi keju. Bahkan rasanya yang khas juga berasal dari bakteri.
Setiap keju mengandung bakteri yang berbeda. Dalam pembuatan keju Swiss, bakteri yang digunakan adalah Streptococcus thermophilus, Lactobacillus, dan Propionibacterium shermani. Bakteri tersebut mampu mengubah susu menjadi kental, yang lalu diletakkan dalam cetakan keju, kemudian direndam dalam air garam. Setelah itu, olahan keju akan disimpan di tempat yang bersuhu 26,7 derajat Celcius, dan dibiarkan matang.
Selama proses itu, bakteri Propionibacterium shermani akan melepaskan karbondioksida dan membentuk asam laktat, serta membentuk gelembung-gelembung di dalam keju. Gelembung itu tidak hilang begitu saja. Setelah pecah, gelembung itu akan membentuk kantung udara kecil atau lubang-lubang. Tekstur berlubang itulah yang kemudian menjadi ciri khas keju Swiss.
Ukuran lubang itu juga dapat diatur pada waktu pembuatannya. Untuk hal itu, yang paling berpengaruh adalah suhu, keasaman, dan lamanya proses penyimpanan. Pada tahun 2000, FDA (Food and Drugs Administration) menetapkan dan mengatur besar diameter lubang pada keju Swiss sekitar 2,54 sentimeter.
Hmm… ada yang mau menambahkan?
