Siapakah Erwin Rommel?

Siapakah Erwin Rommel? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/britannica.com
Erwin Johannes Eugen Rommel lahir pada 15 November 1891, di Heidenheim, Württemberg, Jerman. Dia adalah komandan pasukan Jerman yang terkenal pada era Perang Dunia II.

Setelah menyelesaikan pendidikannya dan mendapat pangkat Letnan di Wehrmacht/Angkatan Darat Jerman pada Januari 1912, Rommel bergabung dengan pasukan elit Alpen Korps pada Perang Dunia I, dengan pangkat letnan, dan bertugas di front barat—Prancis dan Rumania. Seusai perang, pada 1915, ia mendapat anugerah bintang jasa Iron Cross kelas satu dan kelas dua karena jasanya selama perang.

Setelah itu, Rommel aktif berperang bersama pasukan Jerman di Italia, dan mencetak prestasi gemilang, yang menjadikannya memperoleh anugerah Pour le Mérite, bintang jasa tertinggi di Angkatan Perang Jerman.

Seusai perang, Rommel tetap berdinas di Wehrmacht, dan pada 1929 diangkat menjadi instruktur di Sekolah Infantri di Dresden. Pada Oktober 1935 dia naik pangkat menjadi letnan kolonel, dan mulai mengajar di Akademi Militer Potsdam.

Selama mengajar, Rommel menjadikan buku-buku hariannya selama Perang Dunia I sebagai bahan kuliah. Pada 1937, buku-buku karyanya telah diterbitkan sebagai buku taktik dan strategi infantri (Infanterie greift an). Buku itu lalu dibaca oleh Adolf Hitler yang langsung terkesan, sehingga menugaskan Rommel untuk melatih pasukannya pada tahun itu.

Setahun kemudian, pada 1938, Rommel sudah berpangkat kolonel dan ditunjuk sebagai komandan Akademi Perang di Wiener Neustadt. Di sekolah itu, dia menulis lanjutan bukunya, dan tak lama kemudian ia ditempatkan dalam batalion pengawal pribadi Adolf Hitler. Sejak itulah hubungan Rommel dengan Hitler menjadi dekat, dan pangkat Rommel terus meroket—hingga pecahnya Perang Dunia II.

Pada waktu Perang Dunia II, Rommel adalah komandan tentara Jerman di Afrika Utara, dan berhasil mengalahkan pasukan Inggris sampai ke utara Mesir. Karena keberhasilannya, Rommel pun mendapatkan gelar Marshall. Dia juga terkenal dengan sebutan “Si Rubah Gurun” (The Desert Fox) karena kehebatan taktiknya di medan tempur.

Pada tahun 1944, Rommel menjadi komandan pertahanan Jerman di Balkan dan Italia. Pada 17 Juli 1944, dalam perjalanan pulang dari peperangan, mobil Rommel diberondong pesawat Spitfire Angkatan Udara Kanada. Rommel terluka parah dan harus menjalani perawatan di rumah sakit. Bersamaan dengan itu, upaya kudeta dan rencana pembunuhan yang diprakarsai Mayor Claus von Stauffenberg atas Adolf Hitler terungkap.

Keterlibatan beberapa orang yang dekat dengan Rommel dalam upaya kudeta tersebut menjadikan Rommel ikut dicurigai—dan Hitler memutuskan untuk menghukum mati Rommel.

Mengingat popularitas Rommel di mata rakyat Jerman, Hitler pun memberinya pilihan—bunuh diri dengan meminum racun sianida, atau mengaku di depan Pengadilan Rakyat (Volksgerichtshof). Rommel memilih meminum racun pada 14 Oktober 1944, dan dimakamkan dengan kebesaran militer.

Seusai Perang Dunia II, ketika sebagian besar tokoh Nazi dihukum dan dicaci-maki oleh masyarakat dunia, Rommel tetap dikenang kebesarannya, bahkan merupakan satu-satunya tokoh Reich Ketiga yang sampai saat ini memiliki museum untuk mengenang sosok dan kariernya.

Seusai kematiannya, buku harian Rommel, “The Rommel’s Papers”, diterbitkan, dan kemudian difilmkan pada 1951 oleh perusahaan film Inggris, dengan judul “The Desert Fox”.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 3279945194637532195

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item