Kapan Aspirin Diperkenalkan ke Dunia?
https://www.belajarsampaimati.com/2012/04/kapan-aspirin-diperkenalkan-ke-dunia.html?m=0
Ilustrasi/everydayhealth.com |
Jauh-jauh hari sebelum Bayer memperkenalkan aspirin ke dunia, formula tersebut telah dikenal sejak awal peradaban manusia. Di zaman Mesir Kuno, misalnya, mereka telah menggunakan suatu senyawa yang berasal dari daun willow untuk menekan rasa sakit.
Pada era yang sama, bangsa Sumeria juga telah menggunakan senyawa serupa untuk mengatasi berbagai jenis penyakit. Kenyataan itu tercatat dalam ukiran-ukiran pada bebatuan di daerah tersebut. Sampai kemudian, pada tahun 400 Sebelum Masehi, Hippocrates menggunakannya sebagai tanaman obat, yang kemudian segera tersebar luas.
Pada tahun 1763, Reverend Edward Stone dan Chipping Norton dari Inggris menjadi orang pertama yang mempublikasikan penggunaan aspirin untuk keperluan medis. Pada waktu itu mereka berhasil menggunakan senyawa di atas untuk melakukan pengobatan atas berbagai jenis penyakit.
Enam puluh tiga tahun kemudian, pada 1826, peneliti berkebangsaan Italia, Luigi Brugnatelli dan Fontana, melakukan uji coba terhadap penggunaan suatu senyawa dari daun willow sebagai agen medis.
Setelah itu, pada 1828, seorang ahli farmasi Jerman, Johann Buchner, berhasil mengisolasi senyawa tersebut, dan diberi nama salicin—yang berasal dari bahasa latin untuk willow, yaitu salix. Senyawa itu memiliki aktivitas antipiretik yang mampu menyembuhkan demam.
Pada tahun 1830, penelitian atas senyawa tersebut berlanjut ketika ilmuwan Prancis, Pierre-Joseph Leroux, berhasil mengkristalkan salicin. Dua tahun setelah itu, pada 27 Januari 1832, seorang kimiawan Jerman bernama Felix Hoffman berhasil menciptakan obat pereda sakit dan demam. Pada waktu itu, Hoffman membuat formula dari zat acetylsalicylic acid yang setara dengan salicin untuk meredakan penyakit rematik ayahnya.
Penelitian itu lalu dilanjutkan oleh George Merck, ahli farmasi Jerman, pada tahun 1833. Hasil penelitiannya memperoleh kristal senyawa salicin dalam kondisi yang sangat murni.
Kemudian, pada 1897, Felix Hoffman berhasil melanjutkan penelitian tersebut, dan menciptakan senyawa asam asetilsalisilat yang kemudian disebut aspirin. Dalam hal ini, aspirin merupakan akronim dari: A (gugus asetil), spir (nama bunga tersebut dalam bahasa Latin), spiraea (suku kata tambahan yang sering kali digunakan), dan in (untuk zat pada masa tersebut).
Dua tahun kemudian, pada 1899, Felix Hoffman mulai mendistribusikan obat buatannya yang diberi nama Aspirin tersebut ke dokter-dokter. Hingga akhirnya, pada 1915, perusahaan farmasi Jerman, Bayer, membuatnya dalam bentuk tablet, dan sejak itu aspirin dengan cepat menjadi obat penghilang rasa sakit populer di dunia.
Pada saat ini, aspirin telah menjadi nama generik, meski sesungguhnya ia nama merek terdaftar. Kenyataan itu tidak bisa dipisahkan dari peristiwa Perang Dunia I, ketika pasukan Sekutu merampas dan menjual aset luar perusahaan Bayer, dan lalu perusahaan AS, Sterling Drug Inc., membeli hak penggunaan nama aspirin.
Akibatnya, meski masa patennya belum berakhir, Bayer tidak berhasil menghalangi pihak lain dari peniruan rumus kimia obat tersebut, dan menggunakan nama aspirin. Sejak itulah kemudian aspirin menjadi nama generik, meski di beberapa negara, semisal Kanada, nama Aspirin masih dianggap merek dagang yang dilindungi.
Hmm… ada yang mau menambahkan?