Siapakah Rabindranath Tagore?
https://www.belajarsampaimati.com/2009/09/siapakah-rabindranath-tagore.html
Ilustrasi/dnaindia.com |
Tagore mulai menulis puisi sejak berusia 8 tahun, dan ia menggunakan nama samaran “Bhanushingho” (Singa Matahari) untuk penerbitan karya puisinya yang pertama pada tahun 1877. Sedangkan menulis cerpen dimulainya sejak berusia 16 tahun.
Kekecewaan terhadap pemerintah Inggris yang bercokol di India membuatnya ikut aktif dalam perjuangan kemerdekaan India yang diprakarsai Mahatma Gandhi. Melalui syair-syairnya, ia membangkitkan semangat kemerdekaan bangsa India.
Beberapa karyanya yang sangat terkenal di dunia antara lain, “Gitanjali”, “Gora”, dan “Ghare-Baire”. Ia juga seorang reformis kebudayaan yang memodernisasikan seni budaya di India. Dua buah lagu dari aliran Rabindrasangeet (sebuah aliran lagu yang ia ciptakan) kini menjadi lagu kebangsaan Bangladesh (Amar Shonar Bangla) dan India (Jana Maha Gana).
Karya-karya Tagore kemudian banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris, sehingga juga populer di Eropa sampai akhirnya tahun 1913 ia mendapat penghargaan Nobel di bidang sastra. Keistimewaan karya Tagore adalah idealisme yang tinggi, menyentuh emosi, menyuarakan kesengsaraan masyarakat kecil, serta mudah diterima pembaca Eropa.
Sepanjang tahun 1878 hingga 1932, Tagore berkelana mengunjungi lebih dari 30 negara di lima benua. Perjalanan itu memberi arti penting dalam mengenalkan karya-karyanya, serta memaparkan ide-ide politiknya di dunia internasional. Negara-negara yang ia kunjungi antara lain Amerika Serikat, Argentina, Denmark, Indonesia, Inggris, Irak, Italia, Jerman, Jepang, Malaysia, Meksiko, Rusia, Srilanka, Peru, Thailand, dan Singapura.
Di berbagai belahan dunia tersebut, Tagore menjadikan karya-karyanya semakin dikenal, dan ia berinteraksi dengan berbagai tokoh besar, presiden, sastrawan, dan kalangan akademisi. Sebagai pengembara, Tagore banyak bertemu dan berinteraksi dengan orang-orang penting dan terkenal, seperti Albert Einstein, Henri Bergson, Robert Frost, Thomas Mann, George Bernard Shaw, H.G. Wells, dan Romain Rolland.
Memasuki tahun 1937, kesehatan Tagore mulai menurun akibat penyakit yang dideritanya. Sampai akhirnya ia menutup mata pada 7 Agustus 1941. Rabindranath Tagore meninggal dunia pada 7 Agustus 1941 dalam usia 80 tahun.
Hmm… ada yang mau menambahkan?