Siapakah García Lorca?

Siapakah García Lorca? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Federico García Lorca adalah penyair dan dramawan Spanyol, selain juga seorang pelukis, pianis, dan komponis terkenal. Lorca juga pendukung Partai Republik dalam perang saudara di Spanyol, sehingga ia pun dibunuh pada 19 Agustus 1936 oleh kaum partisan nasionalis, ketika usianya baru 38 tahun.

Lorca lahir di desa Fuente Vaqueros, Granada. Ia seorang anak yang cepat matang, namun dianggap bodoh di sekolah. Pada tahun 1909, keluarganya pindah ke kota, dan sejak itu Lorca akrab dengan para seniman setempat. Ketika kuliah, ia bersahabat dengan Luis Buñuel dan Salvador Dalí, yang kelak menjadi seniman berpengaruh di Spanyol.

Pada tahun 1918, kumpulan puisinya yang pertama, “Impresiones y paisajes”, diterbitkan dan mendapatkan sambutan masyarakat setempat. Setelah itu ia menerbitkan kumpulan puisi lainnya, “Romancero Gitano”, dan naskah drama, “Mariana Pineda”. Sedangkan karyanya yang dianggap paling sukses adalah “Romancero gitano”.

Pada tahun 1929, Lorca pergi ke Amerika, dan tinggal di sana hingga satu tahun. Ketika ia kembali ke Spanyol pada 1930, bertepatan dengan jatuhnya pemerintahan Primo de Rivera dan pembentukan kembali Republik Spanyol.

Ketika perang saudara pecah di Spanyol pada 1936, Lorca sadar keselamatan hidupnya terancam karena dukungannya terhadap Partai Republik. Perkiraan itu terbukti, ketika ia dan iparnya, yang juga walikota Granada, ditangkap. Lorca dihukum mati, ditembak oleh kaum milisi Falange pada 19 Agustus 1936, dan dikubur di sebuah makam tanpa nama di daerah Víznar dan Alfacar, dekat Granada.

Karena dukungan Lorca kepada Partai Republik itu pulalah yang menjadikan rezim Franco melarang karya-karyanya diedarkan atau dipentaskan. Baru setelah kematian Franco pada tahun 1975, kehidupan dan kematian García Lorca dapat didiskusikan secara bebas, dan karya-karyanya pun bisa diapresiasi secara terbuka di Spanyol.

Kini, García Lorca dihormati dalam bentuk sebuah patung yang ditempatkan secara menonjol di Plaza de Santa Ana, Madrid. Filsuf politik, David Crocker, menyatakan, “Patung itu, setidaknya, masih merupakan lambang dari masa lalu yang diperdebatkan; setiap hari, kaum Kiri meletakkan sebuah sapu tangan di leher patung itu, dan seseorang dari golongan Kanan kemudian datang dan menyingkirkannya.”

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 5131025541518440616

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item