Kapan Terjadinya The Wall Street Crash?
https://www.belajarsampaimati.com/2009/08/kapan-terjadinya-wall-street-crash.html
Ilustrasi/istimewa |
Karena harga saham-saham unggulan merosot sampai kurang dari sepertiga, banyak orang Amerika yang kehilangan seluruh tabungannya dalam waktu beberapa hari saja. Peristiwa inilah yang kemudian menjadi awal “the great depression” (depresi besar) atau “zaman malaise” yang secara praktis berimbas ke seluruh dunia. Keruntuhan itu merupakan salah satu peristiwa kehancuran bursa yang paling besar dalam sejarah Amerika.
Depresi dimulai dengan peristiwa Selasa Kelam, yaitu peristiwa jatuhnya bursa saham New York pada 24 Oktober 1929 dan mencapai puncak terparahnya pada 29 Oktober 1929. Depresi itu menghancurkan ekonomi, baik negara industri maupun negara berkembang. Volume perdagangan internasional berkurang drastis, begitu pula dengan pendapatan perseorangan, pendapatan pajak, harga, dan keuntungan.
Pada waktu terjadinya kehancuran tersebut, New York sedang bertumbuh menjadi ibu kota finansial yang utama sekaligus metropolis. New York Stock Exchange (NYSE) ketika itu merupakan bursa efek yang terbesar di dunia. Kegairahan itu pun menjadikan jutaan warga Amerika melakukan investasi besar-besaran pada bursa saham, hingga menggunakan dana pinjaman untuk membeli saham.
Kegembiraan dan keuntungan besar dari pasar saham itu berakhir seketika pada hari Kamis, 24 Oktober 1929, ketika harga-harga saham di NYSE berjatuhan semuanya, dan berlangsung terus selama sebulan hingga mencapai nilai terendah yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Kepanikan pun terjadi, dan semua orang menjual saham yang dimilikinya. Hingga akhir tahun 1954, pasar bursa tidak pernah kembali seperti pada saat sebelum tahun 1929.
Kehancuran bursa saat itu pun kemudian menjadi titik awal dari reformasi penting atas peraturan-peraturan hukum di bidang finansial dan perdagangan. Pada tahun 1931, senat Amerika membentuk komisi yang diberi nama Pecora Commission, guna melakukan studi kasus atas kehancuran bursa yang terjadi.
Kemudian kongres Amerika mengeluarkan Glass-Steagall Act pada tahun 1933, yang memberi mandat bagi pemisahan antara bank komersial—yang menerima deposito dan memberikan pinjaman—dengan bank investasi, yang menjadi penjamin emisi, penerbit, dan distribusi saham, obligasi, dan sekuriti.
Setelah mengambil pengalaman pada keruntuhan bursa di tahun 1929, bursa saham di seluruh dunia pun memutuskan untuk menghentikan sementara perdagangan saham pada waktu terjadinya penurunan harga yang amat tajam, dengan tujuan agar menghindari terjadinya panik jual.
Hmm… ada yang mau menambahkan?