Kapan Terjadinya Insiden Bendera?

Kapan Terjadinya Insiden Bendera? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Insiden Bendera adalah peristiwa perobekan bendera Belanda (Merah-Putih-Biru) menjadi bendera Indonesia (Merah-Putih). Peristiwa itu terjadi di Hotel Yamato, Surabaya, pada 19 September 1945, sehingga juga dikenal dengan nama “Peristiwa Hotel Yamato”.

Setelah Proklamasi Kemerdekaan RI, Presiden Soekarno mengeluarkan maklumat yang menetapkan bahwa sejak 1 September 1945 bendera nasional Merah Putih dikibarkan terus di seluruh wilayah Indonesia. Gerakan pengibaran bendera tersebut berawal di Surabaya, dan makin meluas ke wilayah-wilayah lain.

Pada 15 September 1945, tentara Inggris datang ke Indonesia, yang tergabung dalam AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) atas keputusan dan atas nama Blok Sekutu. AFNEI bertugas melucuti tentara Jepang di Indonesia, membebaskan para tawanan perang yang ditahan Jepang, serta mengembalikan tentara Jepang ke negerinya.

Namun kedatangan tentara Inggris tersebut diboncengi oleh NICA (Netherlands Indies Civil Administration), yang membawa misi mengembalikan Indonesia kepada administrasi pemerintahan Belanda sebagai negeri jajahan Hindia Belanda.

Pada malam hari, pukul 21.00, 18 September 1945, sekelompok orang Belanda di bawah pimpinan Mr. W.V. Ch Ploegman, mengibarkan bendera Belanda, tanpa persetujuan Pemerintah RI Daerah Surabaya, di sebuah tiang pada tingkat teratas Hotel Yamato.

Keesokan harinya para pemuda Surabaya melihatnya, dan marah karena menganggap Belanda telah menghina kedaulatan Indonesia. Mereka juga menganggap Belanda ingin mengembalikan kekuasaan di Indonesia, dan melecehkan gerakan pengibaran bendera Merah Putih yang sedang berlangsung di Surabaya.

Kabar tersebut segera tersebar di Surabaya, dan lokasi Hotel Yamato dengan cepat dibanjiri oleh massa yang marah. Massa terus mengalir hingga memadati halaman hotel serta halaman gedung. Sementara di belakang hotel, beberapa tentara Jepang berjaga-jaga untuk mengendalikan situasi.

Setelah itu, Residen Sudirman—Residen Daerah Surabaya Pemerintah RI—datang ke Hotel Yamato sebagai wakil dari RI, dengan tujuan untuk berunding dengan Mr. W.V. Ch Ploegman dan meminta agar Belanda menurunkan benderanya. Perundingan itu memanas, karena Ploegman menolak permintaan itu, bahkan menyatakan menolak untuk mengakui kedaulatan Indonesia. Maka perundingan itu pun berubah menjadi ajang kekerasan.

Sementara itu, masyarakat yang ada di luar hotel mendengar keributan yang terjadi di dalam hotel. Mereka pun mendobrak masuk, dan terjadilah kekacauan. Beberapa pemuda lalu naik ke atas hotel, dan menurunkan bendera Belanda. Bendera Belanda yang berwarna merah-putih-biru dirobek bagian birunya, sehingga menjadi merah-putih, kemudian bendera tersebut dikibarkan lagi. Peristiwa itu pun disambut pekik “Merdeka!” berulang kali.

Kelak, peristiwa itulah yang kemudian memicu terjadinya pertempuran pada 10 November 1945, yang merupakan pertempuran terbesar dan terberat dalam sejarah Perang Kemerdekaan Indonesia.

Hmm... ada yang mau menambahkan?

Related

Sejarah 8504872997880078472

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item