Apa yang Dimaksud "Pembantaian Westerling"?
https://www.belajarsampaimati.com/2009/05/apa-yang-dimaksud-pembantaian.html
Ilustrasi/idntimes.com |
Sementara Perjanjian Linggarjati sedang berlangsung, perlawanan rakyat terhadap Belanda masih terjadi di daerah-daerah di luar Jawa dan Sumatera. Meski banyak pemimpin mereka ditangkap, dibuang, dan bahkan dibunuh, perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan tidak kunjung padam.
Sampai kemudian, pada 9 November 1946, Letnan Jenderal Simon Hendrik Spoor memutuskan untuk mengirim pasukan khusus di bawah pimpinan Raymond Westerling untuk menumpas perlawanan tersebut. Westerling juga diberi kekuasaan penuh untuk melaksanakan tugasnya dan mengambil langkah-langkah yang dipandang perlu. Maka dimulailah pembantaian atas milisi dan rakyat Sulawesi Selatan.
Pasukan Belanda, di bawah pimpinan Kapten Westerling, meningkatkan tindakan mereka dengan melakukan teror dan pembakaran rumah-rumah penduduk, serta melakukan serangkaian pembunuhan terhadap para pemuda dan pemimpin masyarakat di Sulawesi Selatan, antara lain di Majen, Galing Makunge, Bonto Ramba, Jeneponto, Suppa, Ampada, dan Pangkajene.
Tidak pernah jelas berapa banyak rakyat Sulawesi Selatan yang menjadi korban keganasan tentara Belanda waktu itu. Pada tahun 1947, delegasi Indonesia menyampaikan kepada Dewan Keamanan PBB, bahwa korban pembantaian terhadap penduduk yang dilakukan Westerling di Sulawesi Selatan sejak bulan Desember 1946 mencapai 40.000 jiwa.
Hmm... ada yang mau menambahkan?