Siapakah Boris Pasternak?
https://www.belajarsampaimati.com/2009/01/siapakah-boris-pasternak.html
Ilustrasi/radicaljew.com |
Boris Pasternak lahir dari pada 10 Februari 1890 di sebuah keluarga Yahudi yang berpendidikan. Ayahnya, Leonid Pasternak, adalah profesor di Sekolah Melukis Moskow dan ilustrator karya-karya Leo Tolstoy. Sedangkan ibunya, Rosa Kaufman, adalah pianis konser terkenal.
Orangtuanya sering menerima kunjungan dari para penulis, seniman, dan intelektual Moskow terkemuka, termasuk komponis Sergei Rachmaninoff dan Alexander Scriabin, penyair dan dramawan Alexander Blok, penulis Andrei Bely, dan penyair Rainer Maria Rilke, yang tulisan-tulisannya kelak akan banyak mempengaruhi Pasternak.
Pasternak belajar hukum di Universitas Moskow, lalu belajar filsafat di Universitas Marburg, Jerman. Setelah itu ia kembali ke Rusia pada 1913, dan memutuskan untuk membaktikan hidupnya untuk dunia sastra. Namun itu bukan proses yang mudah, karena setidaknya ia butuh waktu sepuluh tahun untuk membuktikan dirinya pada dunia.
Setelah mengawali karir menulisnya dengan membuat kumpulan puisi dan menerjemahkan karya-karya penulis luar negeri, Pasternak memulai debut prosanya yang pertama pada tahun 1931, berjudul “Spektorsky”.
Karya-karya Pasternak umumnya berisi pengamatan dan perenungannya atas revolusi yang terjadi di Rusia. Ide penulisan novel “Dr. Zhivago”—yang kelak menjadi novel terkenal dunia—berawal dari keinginannya membuat kisah yang memuja kebebasan dan kemerdekaan. Mendasarkan ceritanya pada pengalaman diri sendiri di masa perang dan revolusi, Pasternak menggunakan Yuri Zhivago (tokoh dalam novelnya) sebagai corong kepercayaan filsafat dan artistiknya.
Karena kondisi ideologi pemerintahan pasca perang, Pasternak terpaksa mengerjakan karyanya secara diam-diam. Ketika akhirnya diterbitkan, “Dr. Zhivago” dilarang beredar di Uni Soviet. Naskah novel itu kemudian diselundupkan ke dunia Barat pada 1957, dan pertama kali terbit dalam bahasa Italia, lalu dalam bahasa Inggris pada 1958.
Novel epik tentang kehidupan dan cinta seorang dokter dan penyair Yuri Zhivago selama pergolakan politik di Rusia pada abad ke-20 itu dianggap banyak kalangan sebagai gabungan gaya lirik, deskriptif, dan dramatik epik yang berhasil. Buku itu kemudian diterjemahkan ke dalam lebih dari 18 bahasa.
Pada Oktober 1958, Pasternak dianugerahi Nobel Sastra. Namun pemerintah Uni Soviet—yang tidak senang dengan penggambaran kehidupan yang keras di bawah komunisme sebagaimana digambarkan dalam “Dr. Zhivago”—memaksanya menolak penghargaan Nobel tersebut, dan mengeluarkannya dari Persatuan Penulis Uni Soviet.
Dua tahun setelah itu, Pasternak meninggal dunia karena kanker paru-paru, ketika ia belum sempat menyelesaikan karya terakhirnya. Ia meninggal di rumahnya di Peredelkino dalam usia 70 tahun, dan ribuan orang berdatangan dari Moskow untuk menghadiri pemakamannya. Bagi rakyat Rusia, ia menjadi lambang perlawanan terhadap teror dan penindasan.
Pada 1988, Persatuan Penulis Soviet mendudukkan Pasternak kembali secara anumerta, dan memungkinkan novel “Dr. Zhivago” terbit di Uni Soviet. Putra Pasternak, Evgenii, menerima medali penghargaan Nobel atas peringatan ayahnya di Stockholm pada 1989.
Hmm... ada yang mau menambahkan?