Siapakah Allan Lawrence Pope?
https://www.belajarsampaimati.com/2009/01/siapakah-allan-lawrence-pope.html
Ilustrasi/history.com |
Lahir di Miami, Oktober 1928, Pope adalah pemuda putus kuliah dari Universitas Florida. Setelah berhenti kuliah, ia belajar terbang di Texas, kemudian bekerja sebagai co-pilot pesawat angkut. Pada tahun 1953, Pope nekad terjun menjadi sukarelawan dalam Perang Korea, dan sepulang dari sana ia menikah. Seiring dengan itu, CIA mulai mendekatinya.
Pope memenuhi ajakan CIA. Ia menceraikan istrinya, kemudian bergabung dengan Civil Air Transport (CAT) yang merupakan perusahaan kamuflase CIA dalam melaksanakan berbagai misinya di berbagai belahan dunia. Sejak saat itu, Pope pun menjalankan tugas-tugas yang diberikan CIA kepadanya. Ia lalu memilih menetap di Saigon, dan menikah dengan wanita setempat.
Sampai kemudian CIA menugaskannya untuk membantu upaya pemberontakan PRRI/Permesta di Indonesia. Pope ditugaskan sebagai pilot AUREV (Angkatan Udara Revolusioner) yang berpangkalan utama di Mapanget, Sulawesi Utara, di bawah pimpinan Mayor Petit Muharto.
AUREV berkekuatan sekitar 10 pesawat pengebom-tempur, di antaranya pesawat pengebom sedang/ringan B-26 Invader dan P-51 Mustang, dan menjadi pasukan yang membuat PRRI/Permesta sedemikian tangguh.
Akhirnya, petualangan Pope tamat ketika pesawat yang dikendarainya tertembak dalam pertempuran dengan pasukan Indonesia. Ia berhasil menyelamatkan diri dengan parasut, lalu tersangkut di pohon, dan jatuh menghempas karang.
Ketika kemudian ia ditangkap, terungkap pula keterlibatan CIA di belakangnya. Hingga sekarang, buku-buku yang menuliskan sepak terjang CIA di berbagai kancah konflik tidak pernah lupa menyebut-nyebut nama Allan Pope.
Di dalam persidangan, Allan Lawrence Pope dijatuhi hukuman mati. Namun, karena keterlibatan presiden Amerika, John F. Kennedy—yang waktu itu dekat dengan Presiden Soekarno—akhirnya Pope dibebaskan.
Hmm... ada yang mau menambahkan?
Ketika mengetahui Allen Pope adalah tentara bayaran CIA, bung Karno meradang. Ia memanggil Dubes AS saat itu, John M. Allison, kemudian memarahinya, “Sikap pemerintah Tuan terlalu kekanak-kanakan. Orang tahu betul bahwa Amerika, Taiwan, dan Inggris secara aktif membantu pemberontak. Saya yakin bahwa dia (Allen Pope) ditugaskan CIA dan menggunakan pangkalan Amerika di Filipina.”
BalasHapusDubes Allison diam.
“Benarkah ucapan saya ini?” Bung Karno bertanya retoris. Ia memberondong dengan nada suara yang lebih menggelegar, “Taruhlah Pope berangkat dari pangkalan Inggris atau Amerika, apakah tidak patut saya marah dan mengutuk negara-negara imperialis yang mencoba hendak mengadakan subversi di negeri saya!”
Bung Karno juga bertanya kenapa penerbang Amerika membantu pemberontak dan membunuhi orang-orang Indonesia. Atas pertanyaan itu, Allison menjawab konyol, “Karena dia dengar tuan komunis dan dia hendak menyumbangkan tenaga dalam perjuangan melawan komunisme.”
Sukarno kembali meledak, “Sebelum orang asing bermaksud hendak membunuh Sukarno secara pribadi atau karena alasan politik, seharusnya orang itu perlu mengetahui lebih dulu mengenai diri Sukarno. Dalam hal ini, agaknya tak seorang pun di Amerika yang menceritakan kepada Pope, bahwa Sukarnolah yang menghancurkan orang-orang komunis di tahun 1948. Pemberontakan komunis pertama di masa Republik Indonesia, yang dilakukan oleh teman sekaligus guru sewaktu sama-sama di Surabaya, Alimin dan Muso, dan oleh seorang tokoh yang pernah aku selamatkan nyawanya di masa pendudukan Jepang, Amir Syarifuddin. Aku tidak akan membiarkan mereka atau orang lain meniadakan Tuhan di Tanah Airku tercinta.”
Sumber: http://rosodaras.wordpress.com/2009/08/09/allen-pope-durjana-cia/
Terima kasih atas tambahannya, Mi.
HapusBtw, kok bisa-bisanya kamu kesasar ke post ini? :)
Hehehe... kebetulan aku lagi nyusun buku tentang sepionase. Eh nyasar ke blog ini. :)
BalasHapusWuih, buku tentang spionase? Kedengarannya menarik nih.
Hapus