Siapakah Walt Disney?
https://www.belajarsampaimati.com/2008/11/siapakah-walt-disney.html
Ilustrasi/newsweek.com |
Masa kecil Walt Disney dihiasi dengan kesusahan karena kemiskinan orangtuanya. Ia sangat suka menggambar, namun kesukaan itu tak pernah dapat dilakukannya karena tak ada uang untuk membeli alat-alat lukis. Untuk membantu orangtuanya, ia bekerja sebagai penjual koran. Namun setelah Perang Dunia I meletus, usaha koran itu gulung tikar, dan Walt Disney kemudian bekerja di pabrik pembuat selai.
Pekerjaan di pabrik terasa membosankan baginya, jadi ia lalu memutuskan untuk bergabung dengan dinas ketentaraan, ketika masih berusia 16 tahun. Ia mencatut umur, dan mendaftar sebagai sopir ambulan Palang Merah. Ia dikirim ke Prancis untuk membantu pengiriman tentara Amerika yang terluka dari peperangan untuk kembali ke tanah air.
Pengalaman di Prancis itu mempengaruhi kehidupan Walt Disney selanjutnya, hingga ia menjadi sosok yang berkemauan keras. Di dalam biografinya ia menulis, “Di sana, saya mulai belajar untuk sepenuhnya bergantung pada diri sendiri.” Maka, ketika kembali ke Amerika, Walt Disney pun telah membulatkan tekadnya, yaitu menjadi kartunis.
Namun keinginan Walt Disney ditentang ayahnya, yang menginginkan dia kembali bekerja di pabrik. Karena tak ingin bertengkar, Walt Disney pun kabur dari rumah, dan pergi ke Kansas City. Di sana ia lalu mencari kerja, dan diterima sebagai freelance di Gray Advertising Company, sebuah perusahaan periklanan. Ketika ia didepak dari sana, Walt Disney pindah ke Kansas City Film Ad Company, dan seiring dengan itu ia terus mengembangkan kemampuannya dalam menggambar.
Suatu hari, ia memiliki ide baru dalam hal teknik gambar untuk film bioskop, namun idenya ditolak oleh atasannya. Karena yakin idenya bagus, Walt Disney nekat membikin usaha sendiri. Menggunakan sebuah garasi yang tak terpakai, Walt Disney mendirikan usaha yang ia sebut Laugh-O-Grams Corporation, dengan modal awal sebesar 15.000 dollar. Perusahaan itu memproduksi film-film kartun awal ciptaan Disney.
Semula usaha itu sukses, namun kemudian resesi melanda, yang mengakibatkan biaya pembuatan film melambung tinggi, dan usaha Disney pun bangkrut. Kebangkrutan itu sempat membuat Disney frustrasi, sampai kemudian ia memutuskan untuk mengubah nasibnya dengan pergi ke Hollywood.
Pada Juli 1923, dengan membawa sedikit uang saku, Walt Disney naik kereta api menuju Hollywood. Namun mendapatkan kerja di Hollywood jauh lebih sulit dari yang dibayangkannya. Di sana, ia hanya satu di antara sekian banyak orang yang punya impian sama. Berkali-kali ia melamar kerja ke perusahaan film dengan menawarkan keahliannya membuat kartun, dan berkali-kali pula ia ditolak.
Walt Disney pun luntang-lantung di Hollywood, sambil terus menggambar kartun-kartun yang kemudian ia tawarkan pada para pemilik bioskop. Salah satu kreasi Disney yang waktu itu sangat sukses adalah kartun “Alice in Wonderland”. Tidak lama setelah itu, Disney melahirkan kartun Mickey Mouse, yang segera disukai para penontonnya. Kartun itulah yang kemudian memberikan banyak penghasilan untuk Disney, hingga ia bisa membangun studio sendiri.
Selain menciptakan gambar kartun untuk film bioskop, Disney juga mengembangkan teknik perfilman, sehingga kualitas karyanya jauh lebih baik dibanding yang ada pada masa itu. Dia mempekerjakan cukup banyak orang berbakat di studionya, dan Disney’s Studios pun segera menjadi nama yang disegani di Hollywood. Seiring berlalunya waktu, studio itu semakin besar, hingga mempekerjakan lebih dari 1.500 pekerja.
Akhirnya, pada 1950, Walt Disney menggulirkan impiannya yang fantastis, yakni membangun taman bermain paling besar di dunia, yang kemudian melahirkan Disneyland di Anaheim, California.
Sepanjang hidupnya, Disney telah menerima 900 tanda kehormatan, 32 Piala Oscar, 5 Piala Emmy, dan 5 gelar Doktor Honoris Causa. Ia meninggal di Burbank, California, pada 15 Desember 1965 dalam usia 65 tahun.
Hmm... ada yang mau menambahkan?