Kapan Martin Luther King Terbunuh?
https://www.belajarsampaimati.com/2008/10/kapan-martin-luther-king-terbunuh.html
Ilustrasi/eiteljorg.org |
Martin Luther King adalah salah satu tokoh terpenting dalam sejarah AS dan dalam sejarah non-kekerasan pada zaman modern. Dia dianggap sebagai pahlawan, pencipta perdamaian, dan martir, oleh banyak orang di dunia.
Ia lahir di Atlanta, Georgia, Amerika Serikat, 15 Januari 1929. Dia lulus dari Morehouse College dengan gelar Bachelor of Arts (dalam bidang Sosiologi) pada 1948, dan dari Seminari Teologi Crozer di Chester, Pennsylvania, dengan gelar Bachelor of Divinity (Sarjana Teologi) pada 1951. Setelah itu, ia meraih gelar Ph.D dalam teologi sistematika dari Universitas Boston pada 1955.
Sebagai pendeta di Gereja Baptis Montgomery, Alabama, King gigih mendorong kaumnya, warga kulit hitam, untuk terus berjuang menuntut persamaan hak dengan kaum kulit putih.
Titik penting dalam perjuangan King terjadi pada 1 Desember 1955. Pada hari itu, seorang penjahit pakaian bernama Rosa Parks naik ke sebuah bus. Ia sangat kelelahan setelah berbelanja. Karenanya, ketika sopir bus memintanya untuk memberikan tempat duduknya kepada penumpang kulit putih yang baru masuk, Rosa Parks tidak mendengar seruan tersebut.
Akibat kelalaian itu, Rosa Parks dianggap melawan hukum. Ia ditahan, lalu diajukan ke pengadilan, dan didenda sebesar 10 dollar AS. Kebetulan, Rosa Parks adalah anggota jemaat gereja tempat Dr. King melayani. Peristiwa itulah yang kemudian menyulut kemarahan kaum Negro. Sejak itu, semua bus di Montgomery berubah menjadi simbol penghinaan, ketidakadilan, dan ketidaksetaraan.
Peristiwa itu pula yang kemudian dijadikan King dan rekan-rekannya sebagai kesempatan yang sangat tepat untuk memulai pergerakan. Ia memanfaatkan gerejanya sebagai pusat pergerakan protes terhadap ketidakadilan yang selama ini mereka terima. Namun, meski begitu, King menjalankan aksinya tidak dengan kekerasan, namun mengadopsi sifat pergerakan Mahatma Gandhi—demonstrasi tanpa kekerasan.
Akibat aksinya tersebut, King pun keluar-masuk penjara beberapa kali. Namun ia terus menjalankan pergerakannya. Pada tahun 1963, majalah TIME memilihnya sebagai “Man of the Year”. Pada tahun itu pula ia memperoleh penghargaan Nobel Perdamaian.
Pada 28 Agustus 1963, Martin Luther King menyampaikan pidatonya yang monumental di hadapan lebih dari 250.000 orang—yang seperlimanya kulit putih—di Lincoln Memorial. Di saat itulah ia menyampaikan seruan yang kemudian menjadi pernyataan hak-hak sipil di Amerika. Pidato monumental itu dikenal sebagai “I Have A Dream”.
Sampai akhirnya, peristiwa naas itu terjadi. Pada sore 4 April 1968, King melakukan aksi protes di Memphis, Tennessee, untuk memperjuangkan hak para pekerja kebersihan kulit hitam, dan hari itu kemudian menjadi hari terakhirnya.
Ketika sedang berdiri di balkon Lorraine Motel, ia ditembak oleh James Earl Ray, tepat di tenggorokannya. Penembakan itu terjadi sekitar pukul 18.01, dan ia dinyatakan meninggal di Rumah Sakit St. Joseph, pukul 19.05. King meninggal dunia pada usia 39 tahun.
Guncangan atas kematiannya menyebabkan banyak kerusuhan dan bentrokan di berbagai kota di seluruh Amerika Serikat waktu itu. Presiden Lyndon B. Johnson pun menyerukan hari berkabung nasional untuk mengenang pemimpin perjuangan hak sipil tersebut. Satu setengah dekade setelah pembunuhan terhadapnya, Amerika Serikat menetapkan sebuah hari libur untuk memperingatinya, Hari Martin Luther King.
Hmm... ada yang mau menambahkan?