Kapan Lahirnya Orde Baru?
https://www.belajarsampaimati.com/2008/08/kapan-lahirnya-orde-baru.html
Ilustrasi/detik.com |
Pagi hari, pada 1 Oktober 1965, beberapa pasukan pengawal kepresidenan, Tjakrabirawa, di bawah pimpinan Letnan Kolonel Untung Syamsuri—bersama pasukan lain—menculik dan membunuh enam orang jenderal. Dalam peristiwa itu, Jenderal A.H. Nasution—yang menjabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Hankam dan Kepala Staf Angkatan Bersenjata—berhasil lolos. Satu-satunya jenderal yang tidak menjadi target penculikan dan pembunuhan itu adalah Mayor Jenderal Soeharto.
Peristiwa yang kemudian dikenal sebagai G 30 S/PKI itu segera ditanggapi oleh Mayjen Soeharto untuk mengamankan Jakarta, terutama setelah diketahui Letjen Ahmad Yani, Menteri/Panglima Angkatan Darat, tidak diketahui keberadaannya.
Pada 14 Oktober 1965, Soeharto dilantik sebagai Menteri Panglima Angkatan Darat, dan pada 11 Maret 1966 ia menerima Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) dari Presiden Soekarno yang isinya memberikan kekuasaan kepada Soeharto untuk dan atas nama Presiden/Panglima Tertinggi/Panglima Besar Revolusi, agar mengambil tindakan yang dianggap perlu demi terjaminnya keamanan, ketenangan, serta kestabilan jalannya pemerintahan dan revolusi.
Sehari kemudian, 12 Maret 1966, Menpangad Letjen Soeharto membubarkan PKI dan menyatakannya sebagai partai terlarang di Indonesia, juga menangkap sejumlah menteri yang diduga terlibat dalam PKI. Selain itu, Soeharto juga melakukan “pembersihan” unsur-unsur PKI di Indonesia, yang kemudian menyebabkan terjadinya pembunuhan sistematis atas sekitar 500 ribu “tersangka komunis” yang kebanyakan warga sipil.
Peristiwa G 30 S/PKI mengakibatkan situasi politik di Indonesia memburuk. Sidang Istimewa MPRS pada Maret 1967 kemudian menetapkan Soeharto sebagai pejabat presiden berdasarkan Tap MPRS No. XXXIII/1967. Selaku pemegang Ketetapan MPRS tersebut, Soeharto menerima penyerahan kekuasaan pemerintahan dari Presiden Soekarno, dan pada 12 Maret 1967 ia menjadi pejabat presiden sampai terpilihnya presiden oleh MPR hasil pemilihan umum.
Satu tahun kemudian, pada 27 Maret 1968, Soeharto menjadi presiden berdasarkan hasil Sidang Umum MPRS (Tap MPRS No XLIV/MPRS/1968). Selain sebagai presiden, ia juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertahanan/Keamanan. Pada 1 Juni 1968, ia menyebut era kepemimpinannya sebagai “Orde Baru”, dan sejak itulah Indonesia memasuki era baru.
Pada 10 Juni 1968, Soeharto membentuk kabinet yang diberi nama Kabinet Pembangunan “Rencana Pembangunan Lima Tahun I”. Setelah itu ia membentuk Tim Ahli Ekonomi Presiden, mengangkat 100 anggota DPR dari Angkatan Bersenjata, dan memberikan 9 kursi wakil provinsi Irian Barat untuk wakil dari Golkar.
Lima tahun kemudian, Soeharto kembali terpilih menjadi presiden melalui hasil Sidang Umum MPR pada 23 Maret 1973. Sejak itu, rezim Orde Baru semakin berkuasa di Indonesia, hingga lebih dari 30 tahun.
Hmm... ada yang mau menambahkan?