Siapakah Megawati Soekarnoputri?

Siapakah Megawati Soekarnoputri? Belajar Sampai Mati, belajarsampaimati.com, hoeda manis
Ilustrasi/istimewa
Lahir di Yogyakarta, pada 23 Januari 1947, Megawati Soekarnoputri adalah pimpinan umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), sejak memisahkan diri dari Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada tahun 1999.

Ia menjadi presiden setelah MPR mengadakan Sidang Istimewa MPR pada tahun 2001, dan ia menjadi presiden wanita pertama di Indonesia, sekaligus anak presiden pertama yang juga menjadi presiden.

Megawati pernah belajar di jurusan pertanian Universitas Padjadjaran di Bandung, dan di jurusan psikologi Universitas Indonesia, tetapi tidak sampai lulus. Ketika berkuliah di Universitas Padjadjaran, ia aktif di GMNI (Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia), dan pada tahun 1968 ia mulai terjun ke dunia politik sebagai wakil ketua PDI cabang Jakarta Pusat. Karir politiknya cukup cepat. Ia hanya butuh waktu satu tahun untuk menjadi anggota DPR RI.

Pada tahun 1993, ketika PDI mengadakan Kongres Luar Biasa di Surabaya, Megawati terpilih secara aklamasi sebagai Ketua Umum PDI. Namun kedudukan tersebut kemudian didongkel dalam Kongres PDI di Medan pada 1996, yang memilih Soerjadi sebagai Ketua Umum PDI. Pendongkelan itu dipercaya akibat campur tangan pemerintah yang tidak puas atas terpilihnya Megawati sebagai pemimpin PDI.

Megawati tidak terima atas pendongkelan itu, dan dia berusaha mempertahankan kedudukannya. Bersama para pendukungnya, Megawati tetap menduduki kantor DPP PDI yang terletak di Jalan Diponegoro, Jakarta. Sementara Soerjadi juga tidak mau mundur dari jabatannya.

Puncaknya, terjadi penyerangan ke kantor DPP PDI pada 27 Juli 1996, yang menyebabkan puluhan pendukung Megawati meninggal, dan berbuntut pada kerusuhan massal di Jakarta, yang dikenal sebagai “Peristiwa 27 Juli”.

Atas penyerangan itu, Megawati menggunakan jalur hukum untuk melakukan tuntutan terhadap kubu Soerjadi, namun kalah. Sejak itu, PDI pun terpecah—PDI di bawah Soerjadi, dan PDI pimpinan Mega (yang kemudian berubah menjadi PDIP). Pemerintah hanya mengakui PDI di bawah Soerjadi, namun massa PDI lebih berpihak pada PDI Megawati.

Pada waktu pemilu 1997, Megawati memilih golput, dan perolehan suara PDI di bawah Soerjadi merosot tajam dibanding tahun sebelumnya. Sebagian massa Megawati memilih berpihak pada Partai Persatuan Pembangunan, yang kemudian melahirkan istilah “Mega Bintang”.

Dua tahun setelah itu, pada 1999, PDI Megawati yang berubah nama menjadi PDI Perjuangan, berhasil memenangkan pemilu. Meski tidak menang telak, tetapi berhasil meraih lebih dari tiga puluh persen suara.

Hasilnya, dalam Sidang Umum MPR 1999, Megawati terpilih menjadi wakil presiden setelah kalah dalam voting melawan KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur). Megawati mendapatkan 313 suara, sementara Abdurrahman Wahid memperoleh 373 suara yang menempatkannya sebagai presiden.

Namun Megawati tidak perlu menunggu lima tahun untuk menggantikan posisi Presiden Abdurrahman Wahid. Pada Sidang Istimewa MPR 2001, Presiden Abdurrahman Wahid dicabut mandatnya oleh MPR RI, dan Megawati menggantikannya sebagai presiden. Ia dilantik pada 23 Juli 2001.

Masa pemerintahan Megawati ditandai dengan semakin kuatnya konsolidasi demokrasi di Indonesia. Dalam masa pemerintahannya, pemilihan umum presiden secara langsung dilaksanakan, dan secara umum dianggap merupakan salah satu keberhasilan proses demokratisasi di Indonesia.

Pada 2004, Megawati kembali ikut dalam pemilihan presiden, namun mengalami kekalahan, sehingga kursi kepresidenan pun berpindah kepada Susilo Bambang Yudhoyono.

Hmm… ada yang mau menambahkan?

Related

Tokoh 287845049496434280

Posting Komentar

emo-but-icon

Recent

Banyak Dibaca

item