Siapakah Bunda Teresa?
https://www.belajarsampaimati.com/2008/03/siapakah-bunda-teresa.html?m=0
Ilustrasi/tribunnews.com |
Dari 1930 sampai 1948, Bunda Teresa mengajar geografi dan katekismus di SMA St. Mary di Kalkutta, dan menjadi kepala sekolah pada 1944. Pada September 1946, atas keinginan sendiri, dia menerima panggilan “untuk melayani Dia di antara yang termiskin dari yang miskin”.
Pada 1950, Bunda Teresa mendirikan Misionaris Cinta Kasih (Missionaries of Charity) di Kalkuta, India, dan sejak itu ia melayani orang miskin, sakit, yatim piatu, dan orang-orang sekarat, juga membimbing pengembangan Misionaris Cinta Kasih yang pertama di seluruh India, dan selanjutnya di negara lain.
Pada 1970, mata dunia internasional pun terbuka pada pekerjaan kemanusiaan dan advokasi yang dilakukan Bunda Teresa bagi hak-hak orang miskin dan tak berdaya.
Sepanjang hidup hingga kematiannya, Misionaris Cinta Kasih terus berkembang, dan telah menjalankan 610 misi di 123 negara, termasuk penampungan dan rumah bagi penderita HIV/AIDS, lepra dan TBC, program konseling untuk anak dan keluarga, panti asuhan, dan sekolah. Karya-karya kemanusiaan itu menginspirasi para pemerintah serta organisasi sosial dan tokoh-tokoh terkemuka di seluruh dunia.
Atas pengabdiannya dalam melayani sesama, Bunda Teresa menerima penghargaan Templeton pada 1973, Nobel Perdamaian pada 1979, dan penghargaan tertinggi warga sipil India, Bharat Ratna, pada 1980. Selain itu, dia dijadikan Warga Negara Kehormatan Amerika Serikat pada 1996. Bunda Teresa meninggal pada 5 September 1997, dalam usia 87 tahun.
Dalam sambutan pemakamannya, Nawaz Sharif, Perdana Menteri Pakistan, menyatakan, “Bunda Teresa adalah seorang individu langka dan unik, yang tinggal lama untuk tujuan lebih tinggi. Pengabdian seumur hidupnya untuk merawat orang miskin, orang sakit, dan kurang beruntung, merupakan salah satu contoh pelayanan tertinggi untuk umat manusia.”
Sementara mantan Sekretaris Jenderal PBB, Javier Perez de Cuellar, mengatakan, “Ia (Bunda Teresa) adalah pemersatu bangsa. Ia adalah perdamaian di dunia ini.”
Hmm… ada yang mau menambahkan?