Siapakah Saddam Hussein?

Ilustrasi/britannica.com

Saddam Hussein Abd al-Majid al-Tikriti lahir di Al-Awja, Irak, pada 28 April 1937. Ia menjadi Presiden Irak dari Partai Ba’ath sejak 16 Juli 1979, dan memerintah dengan otoriter. Masa kekuasaannya diwarnai dengan Perang Iran-Irak (1980-1988) dan Perang Teluk (1991), yang dianggap sebagai turunnya standar hidup di wilayah Timur Tengah, serta ancaman terhadap hak asasi manusia.

Di dalam negeri, pemerintahan Saddam menindas gerakan-gerakan yang dianggap mengancam, khususnya gerakan yang muncul dari kelompok-kelompok etnis atau keagamaan yang memperjuangkan kemerdekaan atau pemerintahan otonom.

Meski banyak bangsa Arab yang menganggapnya pahlawan karena berani menantang Israel dan Amerika Serikat, namun sebagian orang di dunia internasional memandang Saddam dengan negatif, khususnya setelah Perang Teluk 1991.

Kekuasaan Saddam Hussein di Irak kemudian berakhir ketika pasukan gabungan yang dipimpin Amerika Serikat menyerang Irak pada tahun 2003, dengan tuduhan adanya senjata kimia di negara tersebut. Ia tertangkap pada 13 Desember 2003, dan pemerintahan interim (sementara) kemudian dipimpin Ibrahim al-Jaafari. Jalal Talabani dari suku Kurdi dipilih sebagai pimpinan negara, dan Saddam Hussein mulai diadili pada 19 Oktober 2005.

Di dalam persidangan yang diselenggarakan di Zona Hijau, Baghdad, Saddam Hussein didakwa memerintahkan pembunuhan terhadap hampir 150 orang di kota Dujail, yang penduduknya mayoritas muslim Syiah, pada tahun 1982, menyusul upaya pembunuhan yang gagal terhadap dirinya.

Pada 5 November 2006, Hakim Ketua Rauf Rasheed Abdel Rahman menjatuhkan vonis hukuman mati dengan cara digantung kepada Saddam atas tuduhan kejahatan terhadap kemanusiaan.

Eksekusi itu dilakukan pada 30 Desember 2006, yang diikuti dengan eksekusi atas dua pembantunya, Ketua Dewan Revolusioner Irak, Awad Ahmed al-Bandar, dan Kepala Dinas Intelijen, Barzan Ibrahim al-Tikrit, pada 15 Januari 2007.

Hmm… ada yang mau menambahkan?